Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mewaspadai peredaran uang palsu selama Ramadan dan jelang Idul Fitri. Deputi Gubernur BI Ronald Waas mengungkapkan, berdasarkan data bank sentral per Juli 2014, peredaran uang palsu sepanjang Ramadan dan jelang Lebaran tetap rendah, yaitu empat lembar uang palsu per satu juta uang yang diedarkan.
Menurut Ronald, angka ini turun jika dibandingkan dengan edaran uang palsu per Juli 2013 lalu, yang mencapai delapan lembar per satu juta uang yang diedarkan. Karena itu, untuk terus menekan jumlah peredaran uang palsu terlebih selama Ramadan dan Idul Fitri, sosialisasi mengenai uang palsu terus dilakukan bank sentral bekerjasama dengan pihak Kepolisian.
"Sosialisasi mengenai uang palsu terus berjalan dan kami juga kerja sama dengan pihak Kepolisian. Kalau masyarakat menemukan uang palsu, kami meminta untuk diserahkan kepada Bank Indonesia untuk selanjutnya ditukarkan," kata Ronald di Gedung BI, Jakarta, Senin (14/7).
Sebelumnya, bank sentral meminta masyarakat untuk ekstra waspada dan berhati-hati dalam melakukan transaksi penukaran uang terutama menjelang Ramadan dan Lebaran. Masyarakat juga harus cermat mengenali uang rupiah asli.
Masyarakat diharapkan untuk benar-benar mempraktikkan 3D yaitu dilihat, diraba dan diterawang, dalam mengenali ciri-ciri uang rupiah asli sebagai alat bayar tunai yang sah. Hal ini penting dilakukan supaya masyarakat tidak menjadi korban peredaran uang palsu.
Bank Indonesia mengimbau kepada masyarakat untuk memperlakukan rupiah dengan baik seperti tidak melakukan aksi vandalism mencoret-coret uang kertas, men-steples uang kertas dan menaruhnya di tempat yang lembab. Catatan saja, sebagian besar uang yang dipalsukan adalah mata uang rupiah pecahan Rp 50.000 dan Rp 100.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News