kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

UMKM butuh kredit Rp 1.605 triliun, peluang bagi BRI, BTPN Syariah dan bank lain


Senin, 04 Oktober 2021 / 17:56 WIB
UMKM butuh kredit Rp 1.605 triliun, peluang bagi BRI, BTPN Syariah dan bank lain
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan pembuatan furniture berbahan katu jati di Tangerang Selatan, Rabu (9/6). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/09/06/2021.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Rakyat Indonesia (BRI) berhasil menghimpun rights issue senilai Rp 95,9 triliun. Pengumpulan dana itu akan memantapkan BRI sebagai holding mikro Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

Kendati BRI semakin besar, peluang bagi pemain lain di bisnis kredit UMKM tetap terbuka. Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI), Juda Agung mengatakan,  total pembiayaan UMKM per Juni 2021 baru mencapai Rp 1.135 triliun. Atau 20,51% dari total kredit perbankan. 

Sementara berdasarkan hasil survei BI, sebanyak 69,5% UMKM belum menerima kredit. Dari jumlah itu, sebanyak 43,1% sebenarnya membutuhkan kredit atau senilai Rp 1.605 triliun.

Untuk mendorong pembiayaan UMKM inilah makanya BI menerbitkan aturan Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial  (RPIM). Dengan aturan ini, perbankan yang tidak memiliki keahlian dalam pembiayaan UMKM secara langsung diberi opsi untuk turut serta mendukung UMKM. 

"Jadi potensi demand kredit masih sangat besar. Kalau bank tidak memiliki exspertise lakukan pembiayaan langsung ke UMKM, dengan aturan RPIM ini ada opsi lain. Bank bisa menyalurkan kredit lewat mitra seperti fintech atau membeli surat berharga pembiayaan inklusif (SBPI) yang underlying-nya pembiayaan UMKM," jelas Yuda dalam konferensi pers, Jumat (3/9).

Sebelumnya mengutip Kontan.co.id  Kamis (30/9) Direktur Riset Center of Reform in Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menyatakan,  pasar UMKM sebenarnya sangat besar, tapi pemainnya sedikit. Selain BRI, bank yang fokus di sektor mikro adalah BTPN Syariah yang menyebut menyasar pasar prasejahtera.  “Memang dibutuhkan program dan pendekatan yang tepat untuk masuk ke segmen ini. Dan BTPN Syariah memiliki itu,” ujar Piter.

Piter menyebut, adanya holding ultra mikro tidak akan banyak mengubah persaingan dalam pasar UMKM. Maka, prospek bisnis bank lain yang fokus di sektor ini masih cerah untuk menyakurkan kredit UMKM. 

 “BTPN Syariah harus tetap fokus mengembangkan program milik mereka saat ini, yaitu melayani usaha-usaha mikro dengan pendekatan kelompok khususnya nasabah perempuan,” ujar Piter. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×