Reporter: Anna Suci Perwitasari |
JAKARTA. Walaupun industri asuransi jiwa nasional mencatatkan pertumbuhan hingga 37,1%, tapi hal ini tidak diikuti oleh produk unitlink di new business yang malah mencatat penurunan hingga 15,2% hingga Maret lalu. Rinciannya, pada tiga bulan pertama 2012 unitlink di new business ini hanya tercatat sebesar Rp 7,8 triliun, padahal di periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 9,2 triliun.
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim menyebut anjloknya unitlink di new business disebabkan oleh penurunan penjualan produk unitlink premi tunggal, sementara produk unitlink premi reguler masih mengalami pertumbuhan.
"Orang sadar bahwa kondisi pasar modal saat ini masih volatile," jelasnya, Senin (9/7).
"Orang sadar bahwa kondisi pasar modal saat ini masih volatile," jelasnya, Senin (9/7). Jadi orang akhirnya lebih tertarik beli produk tradisional jenis dwiguna.
Di sisi lain, sumbangan pendapatan premi lanjutan di kuartal 1 2012 tercatat sebesar Rp 7,7 triliun. Angka ini naik 20,9% dari periode yang sama 2011 sebesar Rp 6,4 triliun. Unitlink dari premi lanjutan sepanjang tiga bulan pertama 2012 tercatat sebesar Rp 4,4 triliun, tumbuh 31% jika dibandingkan periode Q1/2011 senilai Rp 3,4 triliun.
Menariknya, fungsi proteksi dari industri asuransi juga berjalan baik dengan merujuk pada data klaim yang dibayarkan perusahaan asuransi jiwa. Dari tiga bulan pertama 2012 total klaim yang dibayarkan asuransi jiwa nasional tercatat Rp 14,5 triliun atau meningkat 27,2% dibandingkan periode yang sama 2011 yang sebesar Rp 11,4 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News