kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

UOB jadi bank ACCD untuk mata uang CNY/IDR di China dan Indonesia


Selasa, 07 September 2021 / 08:01 WIB
UOB jadi bank ACCD untuk mata uang CNY/IDR di China dan Indonesia
ILUSTRASI. UOB menjadi bank ACCD untuk mata uang CNY/IDR di China dan Indonesia.


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. UOB mengumumkan, anak perusahaannya yakni UOB China dan UOB Indonesia menjadi bank yang ditunjuk untuk melaksanakan transaksi mata uang atau yang dikenal dengan appointed cross currency dealer (ACCD) untuk mata uang yuan (China) dan mata uang rupiah (Indonesia) (CNY/IDR). 

Hal ini menjadikan UOB sebagai bank Singapura pertama yang menyandang status sebagai bank ACCD untuk mata uang CNY/IDR di China dan Indonesia. UOB China juga merupakan satu-satunya bank yang berkantor pusat di Singapura yang disetujui oleh People's Bank of China (PBC) menjadi direct market maker untuk mata uang CNY/IDR.

ACCD bertujuan membantu penyelesaian transaksi internasional untuk barang dan jasa serta investasi langsung dalam mata uang lokal di China dan Indonesia. 

Ini menjadi bagian dari kerangka kerja sama penggunaan mata uang lokal (local currency settlement/LCS) antara PBC dan Bank Indonesia (BI)  untuk memfasilitasi perdagangan bilateral dan arus investasi yang lebih besar antar kedua negara.

Baca Juga: Kerjasama LCS Indonesia-China akan kurangi ketergantungan pada dolar AS

Dengan lisensi ACCD, UOB China dan UOB Indonesia dapat membuka akun dengan mata uang CNY dan IDR di dalam negeri dan menawarkan pertukaran lintas mata uang (cross-currency exchange), pembiayaan, pertukaran (swap), dan forwards dalam pasangan mata uang ini untuk nasabah korporasi dan institusi di kedua negara. 

Solusi CNY/IDR ini akan memungkinkan nasabah UOB di China dan Indonesia untuk memiliki akses langsung terhadap penukaran mata uang CNY/IDR dalam negeri serta likuiditas untuk mengurangi risiko transaksi perdagangan dan investasi. 

Wee Ee Cheong, Deputy Chairman and Chief Executive Officer, UOB, mengatakan, melalui jaringan kami yang kuat di seluruh ASEAN dan China, UOB telah menghadirkan solusi yang progresif dalam upaya mendukung pertumbuhan nasabah serta menghubungkan bisnis di seluruh kawasan. 

UOB melihat adanya peningkatan kebutuhan akan layanan lintas negara yang efektif, mulai dari pembiayaan dan manajemen kas hingga FX. 

"Dengan memfasilitasi penggunaan mata uang lokal untuk operasional regional nasabah, kami juga akan membantu memperkuat integrasi dan kerja sama keuangan antar kawasan dan diharapkan dapat mendorong arus perdagangan dan investasi yang lebih besar di sepanjang koridor China-ASEAN,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (6/9). 

Pada tahun 2020, volume perdagangan antara China dan Indonesia mencapai US$ 78,4 miliar, sementara impor China dari Indonesia tumbuh 9,5%. Pada tahun yang sama, investasi asing langsung China ke Indonesia melonjak 86,5% menjadi hampir US$ 2 miliar. 

UOB China dan UOB Indonesia mengajukan permohonan lisensi ACCD menyusul meningkatnya permintaan akan layanan mata uang lintas negara yang efisien dari perusahaan-perusahaan di kawasan regional.  

Selain itu, UOB China sebagai direct market maker dari CNY/IDR dapat menawarkan penawaran dua arah dari CNY terhadap IDR di pasar FX antar bank, dan nasabah dapat memperoleh kurs FX yang lebih kompetitif untuk efisiensi biaya yang lebih baik. 

Leslie Foo, Head of Group Global Markets UOB mengatakan, UOB berkomitmen memberikan layanan FX yang nyaman dan disesuaikan dengan kebutuhan nasabah kami dalam rangka memenuhi kebutuhan keuangan lintas negara mereka yang kian meningkat. 

Lisensi pasar seperti ACCD mempertajam kemampuan UOB dalam mata uang ASEAN-CNY karena UOB dapat menawarkan lebih banyak layanan lintas mata uang yang meningkatkan akses langsung nasabah UOB terhadap pasar FX dalam negeri. 

"Dengan cara ini, kami tidak hanya membantu nasabah kami meraih lebih banyak peluang regional, tetapi juga dapat berkontribusi pada peningkatan likuiditas mata uang CNY dan ASEAN di pasar FX Asia,” kata Leslie. 

Kerangka kerja sama penggunaan mata uang lokal yang ditandatangani oleh PBC dan BI merupakan salah satu kerangka LCS kolektif  antar negara Asia untuk mendorong kerja sama keuangan antar negara. 

Dalam rangka membantu nasabah mendapatkan keuntungan dari peningkatan konektivitas keuangan antara China dan ASEAN, UOB akan terus meningkatkan Currency One-Stop Service ASEAN atau layanan satu pintu mata uang di China yang menyediakan pertukaran langsung CNY dengan solusi pembiayaan dan lindung nilai dalam berbagai mata uang ASEAN. 

Termasuk diantaranya rupiah, dolar Singapura, baht Thailand dan ringgit Malaysia. 

Baca Juga: RI-China kerja sama LCS, GPEI: Bisa kurangi ketergantungan pada dollar AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×