Urun-RI Proyeksikan Penyaluran Dana SCF Syariah Naik 1,5 Kali di 2026

Senin, 22 Desember 2025 / 18:42 WIB

ILUSTRASI. Ilustrasi crowdfunding (KONTAN/Muradi)

Reporter: Ade Priyatin | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Urun Bangun Negeri (Urun-RI) memproyeksikan penyaluran dana melalui layanan securities crowdfunding (SCF) syariah pada tahun 2026 akan meningkat hingga 1,5 kali dibanding tahun sebelumnya.

"Pada tahun depan, kami berharap bisa meningkatkan penyaluran urun dana hingga 1,2-1,5 kali dari tahun sebelumnya," ujar Budiman Indrajaya CEO Urun-RI kepada Kontan pada Senin (22/12/25).

Budiman mengatakan Urun-RI menyasar tiga sektor utama sebagai bidang yang akan mereka garap di tahun 2026, yaitu sektor riil dan konsumtif, sektor eksport, dan sektor industri halal dan lifestyle.

Urun-RI menyebut Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki potensi yang bagus karena menjadi tulang punggung bisnis SCF. UKM juga dinilai berpotensi menjadi aset yang sangat produktif bagi para investor.

Bambang menyebut pertumbuhan industri SCF yang positif seiring dengan bertumbuhnya sejumlah peluang dari bisnis ini di tahun mendatang.

Peluang tersebut meliputi digitalisasi ekonomi karena masyarakat makin terbiasa dengan transaksi digital sehingga memudahkan penetrasi platform SCF.

Di sisi lain, Urun-RI juga melihat peluang regulasi yang mendukung dari OJK dalam memperluas basis investor dan instrumen agar memberi ruang gerak yang lebih luas bagi penyelenggara.

Meski demikian, pelaku bisnis SCF masih dihadapkan dengan beberapa tantangan. Salah satunya adalah edukasi investor terkait risiko investasi agar mereka paham profil risiko bisnis yang mereka danai.

Selain itu, tantangan mitigasi risiko gagal bayar yang membuat penyelenggara harus makin memperketat proses due diligence atau uji tuntas terhadap profil penerbit guna menjaga kepercayaan publik dan kualitas portofolio investasi.

Urun-RI juga menyoroti likuiditas pasar sekunder sebagai tantangan teknis yang perlu dibenahi, mengingat kemudahan investor dalam memperjualbelikan saham atau sukuk menjadi faktor penting dalam menjaga likuiditas investasi.