Reporter: Asih Kirana Wardani | Editor: Asih Kirana
JAKARTA. PT Verena Multi Finance Tbk kembali menerbitkan surat utang. Obligasi Berkelanjutan I Verena Multi Finance III ini bernilai Rp 135 miliar dan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (20/3). Verena Multi Finance akan memakai dana hasil penerbitan obligasi untuk menambah modal kerja.
Verena memang telah mendapatkan pernyataan efektif untuk menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I senilai total Rp 1 triliun pada 30 November 2012. Obligasi ini mendapat peringkat idA atau single A dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Dengan emisi terakhir tersebut, berarti perusahaan pembiayaan dari Grup Panin ini telah menerbitkan Rp 588 miliar dari plafon yang diizinkan.
Untuk penerbitan tahap ketiga ini, Verena menggandeng PT Evergreen Capital, PT RHB OSK Securities Indonesia, dan PT CIMB Securities Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi. Verena menerbitkan obligasi ini dalam dua seri. Rinciannya, seri A bertenor 1 tahun senilai Rp 2 miliar dengan tingkat kupon 11% dan seri B bertenor 3 tahun senilai Rp 133 miliar dengan tingkat kupon 12,55%. "Tenor tiga tahun lebih banyak karena kebanyakan pembiayaan kami bertenor 3 tahun," jelas Andi Harjono, Direktur Operasional & Keuangan PT Verena Multi Finance Tbk, Rabu (19/3).
Emiten yang memiliki simbol saham VRNA tersebut akan memakai seluruh hasil penerbitan obligasi untuk menambah modal kerja, terutama untuk pembiayaan alat berat dan mesin. Adapun, untuk pembiayaan otomotif, Verena lebih mengandalkan fasilitas kredit dari perbankan. Hingga saat ini, Verena telah mendapatkan komitmen fasilitas kredit dari berbagai bank, di antaranya Bank Panin, BNI, dan BRI. Adapun, bunga dari bank rata-rata berkisar 11%-12% per tahun. Hadi menuturkan, total fasilitas pinjaman dari bank mencapai sekitar Rp 1,25 triliun. Adapun, yang telah dimanfaatkan hingga akhir Februari 2014 mencapai sekitar Rp 830 miliar. "Gearing ratio kami 7,9 kali," ungkap Andi. Gearing ratio merupakan rasio utang terhadap ekuitas yang telah dikurangi investasi di anak perusahaan.
Tahun ini, Verena menargetkan penyaluran pembiayaan Rp 2,1 triliun. Pada tahun lalu, Verena berhasil menyalurkan pembiayaan sekitar Rp 2 triliun. Dari angka ini, sekitar Rp 1,2 triliun merupakan pembiayaan ke sektor otomotif, terutama mobil bekas. Porsi pembiayaan mobil baru di Verena hanya mencapai 15%-20% dari total pembiayaan otomotifnya. Adapun, sisanya sekitar Rp 800 miliar merupakan pembiayaan alat berat dan mesin.
Hingga akhir Februari 2014, Verena baru merealisasikan pembiayaan mobil sebesar Rp 200 miliar serta alat berat dan mesin senilai Rp 132 miliar. Namun Andi optimistis, target perusahaan tahun ini akan tercapai. Sebab, pembelian mobil biasa memuncak menjelang Lebaran dan akhir tahun.
Bulan ini, Verena akan masuk ke bisnis pembiayaan properti, yakni renovasi rumah. "Namun, ini tidak kita masukkan dalam target tadi. Jadi, hasilnya kita anggap sebagai bonus," imbuh Andi.
Lantaran persaingan bisnis pembiayaan yang ketat, Verena tidak bisa mengambil margin terlalu besar. Untuk pembiayaan otomotif, Verena menawarkan pembiayaan dengan bunga sekitar 12%-14%. Adapun, untuk pembiayaan alat berat dan mesin, bunganya bisa mencapai 17%-19%. "Margin kami untuk kredit mobil tipis, 1%-2%," ungkap Andi.
Untuk bisa bersaing, Verena mengandalkan kecepatan dalam persetujuan kredit dan pencairan dana. "Kami bisa proses satu hari selesai, tempat lain mungkin 3 hari atau bahkan 5 hari," ujar Andi. Meski demikian, Verena tetap berusaha menjaga kehati-hatian dalam menyalurkan pembiayaan. Andi mengungkapkan, Verena juga bergerak cepat untuk urusan penagihan cicilan kredit. "Telat satu hari, kami sudah kami tagih lewat telepon," kata dia. Alhasil, rasio pembiayaan macet Verena saat ini bertahan di bawah angka 2%.
Selain itu, agar tetap kompetitif, direksi Verena juga membangun kedekatan personal dengan pemiliki showroom atau diler mobil. Untuk mendukung jangka panjang, Verena juga membuat perusahaan patungan dengan perusahaan pembiayaan asal Jepang, yakni IJB, pada tahun 2010. Verena memiliki 15% saham di perusahaan patungan bernama PT IJB Verena Finance ini.
Tak cuma itu. Verena juga berencana untuk menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu. Penerbitan saham baru ini bertujuan untuk mendapatkan investor strategis dari luar negeri yang bisa mendukung pertumbuhan Verena ke depan. "Kemungkinan di semester kedua tahun ini," tutur Andi.
Berbekal sejumlah rencana tersebut, Verena menargetkan, tahun ini asetnya akan mencapai kisaran Rp 2,2 triliun-Rp 2,3 triliun. Sayang, Andi tidak bersedia mengungkapkan secara persis kinerja Verena di sepanjang tahun lalu. Alasan dia, saat ini laporan keuangan perusahaan tengah dalam proses audit. Ia hanya mengindikasikan, total aset Verena akan mencapai sedikit di atas Rp 2 triliun. Adapun, untuk target laba bersih, ia sama sekali tidak menyebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News