kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Wah, industri pialang asuransi krisis tenaga ahli


Rabu, 05 Maret 2014 / 17:13 WIB
Wah, industri pialang asuransi krisis tenaga ahli
ILUSTRASI. Aktivitas perusahaan pertambangan batubara PT Bayan Resources Tbk (BYAN).


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Wah, industri pialang asuransi dan reasuransi Indonesia kekurangan tenaga ahli. Saat ini, baru 828 orang yang mengantongi gelar profesi pialang dari kebutuhannya berkisar 4.000 tenaga ahli pialang asuransi dan reasuransi.

Wunwun Maulidi, Ketua Asosiasi Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (APARI) menuturkan, sejak tahun 2000 hingga akhir Desember 2013, pihaknya telah meluluskan 318 orang bergelar Certified Indonesian Insurance/Reinsurance Brokers (CIIB).

Sementara, 101 orang lainnya masih berstatus Ahli Pialang Asuransi/Reasuransi Indonesia (APAI) dan 409 orang sisanya mengantongi gelar Ajun Ahli Pialang Asuransi/Reasuransi Indonesia (AAPAI). Seluruhnya tersebar di 155 perusahaan pialang asuransi dan 27 perusahaan pialang reasuransi Indonesia.

Itu artinya, setiap perusahaan hanya memiliki tenaga ahli kurang dari lima orang. "Padahal, industri ini terus berkembang yang sudah barang pasti memerlukan lebih banyak lagi tenaga ahli. Idealnya, 1.000 CIIB dan masing-masing 1.500 APAI dan AAPAI," tutur dia ditemui KONTAN, Rabu (5/3).

Kendati kebutuhannya masih banyak, Wunwun tidak mau muluk-muluk. Ia berharap, setidaknya asosiasi bisa mencetak sedikitnya 100 tenaga ahli baru yang disertifikasi setiap tahun. "Kami akan lebih bekerja sama dengan institusi pendidikan untuk mencetak tenaga ahli baru," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×