Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan financial technology atau fintech sempat menjadi sektor yang digadang-gadang sebagai masa depan layanan keuangan. Bahkan, industri ini sempat menjadi primadona bagi investor untuk menempatkan dananya.
Memang, daya tarik sektor fintech mulai muncul ketika pandemi Covid-19 menyebar dan memaksa orang-orang untuk berdiam di rumah. Hal tersebut terlihat dari pendanaan pada sektor fintech secara global yang menyentuh titik tertingginya di US$ 38,7 miliar pada kuartal IV-2022, berdasarkan data CBInsight dikutip Rabu (12/10).
Sayangnya, tren tersebut tak bertahan lama dan terus menurun. Pada kuartal I tahun ini saja nilai investasi di sektor ini hanya US$ 29,7 miliar dan terus berlanjut hingga terbaru di kuartal III yang hanya mencapai US$ 12,9 miliar atau turun 64% secara tahunan.
Dari sisi penyebarannya wilayahnya, investasi yang dilakukan ke sektor fintech terbesar di wilayah Amerika Serikat yang mencapai US$ 5,1 miliar dan dilanjutkan oleh Eropa dan Asia yang masing-masing senilai US$ 3,5 miliar dan US$ 3,3 miliar.
Baca Juga: Fintech P2P Lending Mulai Waspada Pada Dampak Kenaikan Suku Bunga Acuan
Di Indonesia sendiri, pendanaan seri A yang dilakukan oleh Lazada dan Sinar Mas ke fintech pembayaran Dana yang senilai US$ 555 juta menjadi urutan kedua penempatan investasi terbesar secara global, berdasarkan data tersebut.
Sebagai informasi, transaksi pendanaan tersebut telah dilakukan pada 10 Agustus yang lalu. Kala itu, CEO & Co-Founder DANA Indonesia Vince Iswara mengatakan kolaborasi yang diinisiasi DANA dan Sinar Mas pada sektor telekomunikasi, layanan keuangan digital, serta properti, merupakan langkah awal perusahaan untuk pengembangan ekonomi digital lintas industri.
“Dengan teknologi terdepan DANA, inovasi, serta solusi pembayaran yang terintegrasi dan didukung oleh sepak terjang Sinar Mas yang ekstensif di berbagai lini bisnis, kami akan terus meningkatkan dan memperluas layanan keuangan berbasis gaya hidup untuk konsumen, solusi untuk merchant, serta berbagai layanan keuangan melalui kemitraan dengan lembaga keuangan," ungkap Vince kala itu.
Sementara itu, sektor fintech tampaknya masih diminati oleh beberapa modal ventura di Indonesia, khususnya modal ventura yang dimiliki oleh perbankan.
Baca Juga: Kredit Pintar Sudah Salurkan Pinjaman Sebesar Rp 28 Triliun
Ketua Umum Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro sebelumnya pernah bilang jika portofolio investasi terutama yang merupakan corporate venture capital tujuan utamanya bisa bersinergi dengan induk.
“Bagaimana caranya startup-startup yang menjadi portofolionya bisa membantu bisnis atau membentuk ekosistem dalam masing-masing grup perusahaannya,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News