CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.396.000   10.000   0,72%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Waspada! Kredit Macet Fintech Makin Membayangi


Jumat, 11 November 2022 / 18:56 WIB
 Waspada! Kredit Macet Fintech Makin Membayangi
ILUSTRASI. Ilustrasi Financial Technology (Fintech).


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak hanya terjadi pada satu dua pemain, kini gagal bayar yang terjadi pada Fintech P2P Lending sudah menjalar pada industrinya. Kemampuan nasabah membayar perlu meningkatkan kewaspadaan para pemainnya.

Mengutip data OJK, TKB90 Fintech P2P Lending yang menunjukkan tingkat keberhasilan bayar nasabah berada posisi paling rendah sepanjang 2022. Per September, TKB90 Fintech P2P Lending ada di level 96,93%.

“OJK mencermati tren kenaikan risiko kredit dan kecenderungan penurunan kinerja di beberapa fintech P2P Lending,” ujar Kepala Eksekutif Pengawasan IKNB OJK Ogi Prastomiyono, belum lama ini.

Salah satu pemain Fintech P2P Lending yang saat ini tengah mengalami tekanan gagal bayar ini ialah iGrow yang saat ini dimiliki oleh pemain dompet digital LinkAja.

Berdasarkan situs resminya, TKB90 yang dimiliki oleh iGrow ini berada pada level 83,09% per 11 November 2022.  Angka ini terus menurun karena berdasarkan catatan KONTAN di Oktober lalu masih di level 93,71%.

Baca Juga: Pengaduan Fintech P2P Lending di LAPS SJK Meningkat Signifikan

Juru Bicara iGrow Maretha menyadari bahwa saat ini ada penurunan TKB90 per November 2022 ini. Pihaknya pun kini masih terus mengupayakan agar gagal bayar tak terus dialami hingga akhir tahun ini.

“Di bulan Desember masih dalam proses perhitungan yang disesuaikan dengan kondisi proyek pendanaan terbaru,” ujar Maretha.

Upaya kini yang dilakukan oleh iGrow antara lain penagihan kepada borrowers melalui pihak ketiga serta mengupayakan percepatan proses restrukturisasi beberapa proyek pendanaan yang terkendala dan masih layak untuk diberikan restrukturisasi.

“Juga fokus kepada peningkatan pendanaan baru dengan portofolio yang lebih sehat,” imbuhnya.

Tak hanya iGrow saja yang mengalami tekanan gagal bayar, fintech P2P Lending Tanifund juga memiliki TKB90 yang rendah yaitu berada di level 36%.

Melihat kondisi ini. Sekretaris Jenderal Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia Sunu Widyatmoko melihat kredit macet secara industri masih tergolong aman meskipun ada sedikit penurunan dari sisi TKB90.

Hanya, ia tak menampik rasio tersebut bisa semakin turun di tengah situasi global dan kemungkinan terjadinya resesi di masa mendatang.

Baca Juga: Masih Marak, Satgas Waspada Investasi Temukan 88 Pinjol Ilegal dan 77 Gadai Ilegal

“Saat ini kami sedang menganalisis lewat studi internal, apakah beberapa platform dengan kredit macet tinggi punya pengaruh terhadap industri secara keseluruhan, alias apakah ada Efek Pareto atau tidak,” ujar Sunu.

Selain itu, Sunu bilang pihaknya kini sedang mempersiapkan algoritma kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

AI ini dimanfaatkan untuk dapat meningkatkan kualitas penilaian kredit atau credit scoring, guna mengukur risiko kredit dari calon peminjam yang sebelumnya tidak memiliki riwayat pinjaman kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×