Reporter: Dina Farisah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pohon investasi milik Dana Pensiun (Dapen) Bank Rakyat Indonesia membuahkan hasil yang manis. Dalam tujuh bulan pertama tahun ini, Dapen BRI mencetak return on investment (ROI) sebesar 12,66%.
Angka tersebut jauh lebih baik dari return yang diperoleh oleh BPJS Ketenagakerjaan yang hanya sekitar 4,16%. Return yang cukup besar lantaran sebagian besar dana kelolaan Dapen BRI ditempatkan di surat utang negara (SUN) sebesar 20,9%.
Budi Purwanto, Direktur Investasi Dana Pensiun BRI menjelaskan, total dana kelolaan hingga akhir Juli 2016 sebesar Rp 15,71 triliun. "Porsi investasi terbesar kedua kami benamkan pada obligasi korporasi 20,73%. Selanjutnya 19,25% dialokasikan dalam saham," kata dia kepada KONTAN, Kamis (11/8).
Dapen BRI juga berinvestasi pada tanah dan bangunan sebesar 15,83%. Ada pula investasi melalui penyertaan langsung 10,16%, deposito 9,03%, reksadana 3,19% dan kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK EBA) sebesar 0,18%.
Racikan portofolio tersebut terbukti menghasilkan return sesuai harapan. Budi menambahkan, kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga ikut menyokong imbal hasil investasi.
Saat ini, Dapen BRI berinvestasi pada saham emiten properti, infrastruktur dan consumer goods. Dapen BRI melihat prospek pada sektor-sektor tersebut masih menjanjikan pertumbuhan.
Selain sektor itu, Dapen BRI juga berinvestasi pada saham emiten perbankan. Namun porsi investasi pada saham emiten perbankan tidak akan ditambah lagi, mengingat sudah banyak.
Memasuki semester kedua tahun ini, Dapen BRI berencana menambah porsi investasi pada SUN. Dapen BRI menargetkan porsi kepemilikan SUN mencapai 25% hingga akhir tahun.
Tujuannya agar lebih ringan dalam mengejar kepemilikan minimum SUN tahun depan yang disyaratkan 30% dari total investasi. Alasan lainnya karena yield SBN akan turun. Karena itu, Dapen BRI melakukan strategi membeli lebih awal (front loading).
Sementara, instrumen investasi yang dikurangi adalah deposito. Porsi deposito masih besar dan kemungkinan dipangkas menjadi 5%. Selain itu, porsi investasi obligasi korporasi akan dipotong menjadi 18%-19%.
Begitu juga reksadana. Khusus untuk obligasi korporasi, Dapen BRI memilih peringkat A dengan kupon minimum 8% per tahun. "Kami memegang teguh prinsip berinvestasi selektif dan prudent," ujar Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News