kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berebut pundi dari pembiayaan ibadah ke tanah suci


Rabu, 26 April 2017 / 23:35 WIB
Berebut pundi dari pembiayaan ibadah ke tanah suci


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Ini sebuah keniscayaan. Hampir setiap umat muslim di negeri ini memiliki impian untuk menunaikan ibadah haji atau umroh ke Tanah Suci Mekkah. Selain sebagai bentuk ibadah kepada sang maha-pencipta, bagi sebagian umat muslim, menunaikan haji dan umrah merupakan wisata religi. Apalagi, saat ini sudah banyak agen perjalanan yang menawarkan layanan ibadah haji dan umrah. 

Persoalannya, tidak sedikit masyarakat muslim di negeri ini yang belum punya kesempatan mewujudkan impiannya mengunjungi baitullah. Ketiadaan dana biaya pergi haji dan umrah menjadi salah satu alasannya. 

Siapapun mahfum, biaya ibadah haji dan umrah memang tidak murah. Pada tahun ini, pemerintah melalui kementerian Agama menetapkan besaran biaya penyelenggaraan ibadah haji Rp 31 juta hingga Rp 39 juta per jemaah, bergantung pada embarkasi keberangkatan. Sementara, rata-rata biaya umrah sudah di atas Rp 15 juta per jemaah. Ini juga bergantung agen perjalanan yang digunakan.

Alhasil, banyak cara ditempuh calon jemaah untuk bisa  menjalankan ibadah haji dan umrah. Selain menabung, cara paling instan ialah menarik pinjaman alias utang. Salah satunya melalui perusahaan pembiayaan alias multifinance. Saat ini, pembiayaan haji dan umrah lewat perusahaan multifinance haji dan umrah sudah menjadi alternatif selain pinjaman ke bank.

Yang terbaru, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) meluncurkan produk syariah baru. Produk anyar Adira ini menawarkan pembiayaan umrah dengan prinsip murabahah (jual beli). Dalam pelaksanaannya, Adira Finance Syariah menggandeng ESQ Tour & Travel untuk memberikan bimbingan para calon jamaah umrah.   

Willy Suwandi Dharma, Direktur Utama Adira Finance mengatakan, produk syariah ini dirilis untuk memenuhi permintaan masyarakat muslim Indonesia untuk melaksanakan ibadah umrah.

Karena itu, kendati  baru diluncurkan bulan April, sejatinya produk ini telah dipasarkan sejak Februari 2017. Sejak ditawarkan Februari lalu, sudah ada 15 orang peserta yang mengikuti paket pembiayaan umroh ini. Rencananya, 15 orang ini akan diberangkatkan pada bulan April 2017 ini. 

Willy menjelaskan, melalui produk syariah tersebut, Adira Finance memberikan besaran pembiayaan umrah berkisar Rp 15 juta-Rp 25 juta. Tiap nasabah bisa mengajukan pinjaman dengan jaminan berupa bukti pemilikan kendaraan bermotor (BPKB).

“Kami berharap hadirnya produk paket umrah ini, dapat mewujudkan mimpi seluruh masyarakat Indonesia untuk melakukan ibadah umrah  ke tanah suci Mekkah tanpa lagi khawatir dengan biaya,” ujar Willy kepada Tabloid KONTAN, Rabu (12/4) pekan lalu. 

DP 0%

Willy menjelaskan, ada sejumlah keuntungan yang bisa didapatkan oleh konsumen melalui produk pembiayaan syariah yang baru dirilis Adira. Antara lain, calon nasabah tak perlu menunggu lama untuk dapat melaksanakan ibadah umrah, seperti harus menabung terlebih dahulu. 

Hal ini didapat karena konsumen berkesempatan mendapatkan fasilitas pembiayaan dengan down payment (DP) 0% atau tanpa DP. “Mereka bisa segera ke tanah suci tanpa harus menabung terlebih dulu untuk menyediakan dana Rp 20 juta lebih sebelum berangkat umrah,” imbuh Willy. 

Artinya, lanjut dia, jika mengajukan pembiayaan ke Adira, biaya umrah nasabah langsung ditalangi oleh perusahaannya. Nilai pembiayaannya bergantung pada paket umrah dengan tenor cicilan mulai dari 12 bulan hingga 36 bulan (3 tahun).

Tentu, bukan tanpa dasar Adira Finance tergiur mencicipi bisnis pembiayaan umrah. Menurut Willy, Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Selain itu, menunaikan ibadah haji juga membutuhkan dana yang besar. 

Sudah begitu, daftar tunggu keberangkatan haji di negara kita cukup panjang. Lagi pula, salah satu syarat untuk bisa berangkat ibadah ke tanah suci, calon jemaah diwajibkan menyetor dana sekitar Rp 20 juta hingga Rp 25 juta per orang di bank syariah. 

Animo umat muslim di negeri ini untuk ibadah umrah memang tidak  bisa disepelekan. Paling tidak, Willy mencatat, pada tahun 2015 lalu, jemaah umroh dari Indonesia mencapai sekitar 600.000. Jumlah jemaah umrah ini membengkak dua kali lipat pada 2016 menjadi 1,2 juta orang. Itu sebabnya, Adira menargetkan pembiayaan umrah Adira pada tahun ini bisa mencapai Rp 100 miliar. 

Untuk mencapai target tersebut, Adira menerapkan strategi pemasaran dengan menggandeng ESQ Tour & Travel. Pada 2017 ini, Adira menargetkan bisa bekerjasama dengan 5 agen sampai 10 agen perjalanan sebagai agen pemasar. 

Selain itu, Adira Finance juga akan menyasar produk ini ke korporasi yang memungkinkan dibuat paket sejalan dengan program perusahaan. Apalagi karyawan mempunyai keterbatasan cuti. Dengan program korporasi ini, umrah reguler selama 9 hari akan dibuat selama 7 hari, sehingga memungkinkan karyawan cuti hanya seminggu.

Sekadar catatan, lewat unit usaha syariah (UUS), Adira membukukan pembiayaan sebesar Rp 8,4 triliun di 2016. Porsi pembiayaan syariah itu mencapai 27% dari total pembiayaan Adira yang mencapai Rp 30,9 triliun. Tahun ini, Adira mematok target pertumbuhan pembiayaan syariah sebesar 25% menjadi Rp 10,4 triliun.

Jika Adira baru mau mencoba menikmati kue bisnis pembiayaan umrah, PT Federal Internasional Finance (FIF) sudah lebih dulu mencuilnya. Perusahaan pembiayaan milik Grup Astra ini mulai menjalankan pembiayaan syariah pada kuartal II-2016. FIF menawarkan pembiayaan haji dan umrah melalui Amitra, brand pembiayaan syariah miliknya.

Sejak awal didirikan, Amitra telah memberangkatkan ratusan jemaah ke tanah suci untuk mengikuti perjalanan ibadah umrah, baik umrah regular maupun umrah plus yang telah dapat persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah. 

“Konsumen yang kami bidik adalah nasabah repeat order yang sebelumnya konsumen FIF Group kategori lancar dan nasabah baru dengan pendapatan tetap, seperti karyawan dan wiraswasta,” kata Rina Apriana, Direktur Amitra kepada Tabloid KONTAN.

Umrah gratis

Rina bilang, pembiayaan haji dan umrah yang disalurkan perusahaannya sebesar Rp 20 juta hingga Rp 25 juta per nasabah. Jangka waktu pinjamannya mulai 12 bulan hingga 36 bulan. Nah, bagi calon nasabah yang berminat mengajukan pembiayaan haji dan umrah, ada sejumlah fasilitas yang diberikan Amitra. 

Antara lain persyaratan yang mudah, fasilitas hotel bintang tiga dengan lokasi bintang lima. Selain itu memberikan satu perjalanan umrah gratis bagi masyarakat yang mengajak 20 orang untuk mengambil pembiayaan melalui Amitra.

Saat ini, lanjut Rina, Amitra telah bekerja sama dengan lebih dari 25 biro perjalanan umrah. Tahun ini, Amitra menargetkan perluasan jaringan dengan menggandeng 50 biro perjalanan religi dan umrah dengan lebih dari 200 titik jaringan di dalam negeri. 

Tahun ini, kata Rina, pihaknya menargetkan pembiayaan haji dan umrah sebesar Rp 15 miliar per bulan atau Rp 200 miliar setahun. Target pembiayaan ini naik dibandingkan tahun lalu yang baru mencapai Rp 100 miliar. 

Perusahaan pembiayaan lain yang juga mengincar bisnis perjalanan umrah dan haji ialah PT Mandiri Tunas Finance (MTF).  Harjanto Tjitohardjojo, Direktur Marketing Mandiri Tunas Finance mengungkapkan, pada tahun lalu, MTF belum membuka layanan pembiayaan syariah. Tapi, pada tahun 2017 ini, MTF mulai melayani pembiayaan syariah lewat kerjasama dengan Bank Syariah Mandiri (BSM). 

Menurut Harjanto, nama produk pembiayaan syariah yang dijalankan MTF bersama BSM adalah BSM Oto. Pembiayaan syariah MTF termasuk dalam layanan pembiayaan multiguna. Jadi, selain perjalanan umrah, MTF juga menyediakan layanan pendanaan pendidikan, pernikahan, dan travelling. 

Saat ini, produk syariah MTF baru dipasarkan secara ujicoba sejak tiga bulan lalu. Sesuai rencana, kata Harjanto, produk pembiayaan syariah ini akan diluncurkan MTF pada Agustus mendatang. Dari hasil ujicoba, MTF telah menyalurkan pembiayaan Rp 6 miliar. “Saat ini, kami sedang sinkronisasi proses sistemnya,” kata Harjanto kepada Tabloid KONTAN.

Sebagai informasi, maraknya perusahaan multifinance masuk ke pembiayaan haji dan umrah lewat kredit multiguna seiring langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menerbitkan peraturan terkait perluasan pembiayaan yang termuat dalam Peraturan OJK (POJK) No. 29/ 2014 menjadi pembiayaan investasi, modal kerja, multiguna, dan kegiatan usaha lain yang diizinkan.

Karena itu, sejak November 2015, PT Columbia Group juga telah menyalurkan kredit multiguna untuk ibadah umrah. Pada tahun lalu, Columbia Group telah menyalurkan pembiayaan untuk umrah kepada hampir 2.000 nasabah dengan total kredit mencapai Rp 400 juta.

Tak mau kalah, PT BCA Finance juga mencoba peruntungan di bisnis pembiayaan umrah. Roni Haslim, Presiden Direktur PT BCA Finance menuturkan, tahun ini, pihaknya mulai menawarkan pembiayaan multiguna. Salah satunya pembiayaan umrah dan haji. Target utama penyaluran kredit multiguna tersebut ialah nasabah BCA Finance yang existing.

Untuk melayani pembiayaan umrah melalui kredit multiguna, BCA Finance telah membentuk sebuah divisi khusus yaitu direct sales. Roni bilang, pada 2016, realisasi pembiayaan multiguna BCA Finance Rp 100 miliar dari total pembiayaan perusahaan Rp 30 triliun.

“Untuk pembiayaan ibadah belum ada produk khusus. Tapi, dari pembiayaan multiguna yang disalurkan, ada yang dimanfaatkan nasabah untuk ibadah umrah,” kata Roni pada Tabloid KONTAN. Sayang, ia enggan membeberkan jumlah pembiayaan ibadah BCA Finance itu.

Yang jelas, lanjut dia, pembiayaan multiguna akan dilakukan tanpa agunan dengan batas tertinggi kredit sebesar Rp 30 juta per nasabah. Selain itu, dalam prosesnya, BCA Finance akan menjaring sendiri debitur kredit multiguna dan belum berencana untuk bermitra dengan lembaga keuangan lain. 

Pada 2017, BCA Finance mengincar pembiayaan multiguna sebesar Rp 200 miliar, atau berkontribusi hampir 1% dari total penyaluran pembiayaan pada tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×