kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bos BRI Respons Positif Keputusan BI Kerek Suku Bunga Acuan


Jumat, 26 April 2024 / 05:55 WIB
Bos BRI Respons Positif Keputusan BI Kerek Suku Bunga Acuan
Direktur Utama Bank BRI Sunarso saat pemaparan kinerja Bank Rakyat Indonesia.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)  Sunarso,  merespons positif keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 6,25% pada bulan April 2024.

Menurut Sunarso, langkah yang diambil BI sudah tepat. Dia memastikan bahwa BRI akan mengikuti kebijakan BI dan turut serta dalam menghadapi tantangan inflasi serta mengendalikan fluktuasi nilai tukar rupiah.

"Dalam pandangan saya, keputusan BI dalam mengendalikan nilai tukar dan inflasi sudah tepat. Mengambil tindakan dengan menaikkan suku bunga adalah langkah yang tepat dalam merespons tantangan tersebut," ujar Sunarso dalam konferensi pers paparan kinerja, Kamis (25/4).

Baca Juga: BRI Terpilih Sebagai Penyedia Uang Kertas Asing SAR Jemaah Haji Tahun 2024

Sunarso menambahkan bahwa perbankan secara umum harus mengikuti langkah tersebut, karena kenaikan suku bunga merupakan keputusan yang logis dan rasional dalam menghadapi tantangan inflasi dan fluktuasi nilai tukar.

 

"Dampak dari hal ini akan dirasakan oleh kita semua, dan kita harus bersama-sama menanggung beban ini. Artinya, bank harus berusaha keras untuk menjaga likuiditas di tengah kenaikan suku bunga," tambah Sunarso.

Namun demikian, hal ini tidak menjadi masalah bagi BRI, seperti yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mencapai 83,38% dan pertumbuhan kredit sebesar 10,89% menjadi Rp 10,89%. 

Baca Juga: Direktur Utama BRI Sunarso Merespons Keputusan Kenaikan Suku Bunga BI

Dengan posisi keuangan tersebut, Sunarso optimistis bahwa BRI dapat menjaga likuiditas secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit di angka dua digit.

"BRI memiliki LDR yang memadai, sehingga tidak ada masalah likuiditas. Kami dapat meningkatkan pemberian kredit lebih lanjut karena LDR masih cukup longgar," jelas Sunarso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×