kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,54   -19,95   -2.16%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank daerah mulai aktif transaksi repo


Rabu, 07 Maret 2018 / 16:13 WIB
Bank daerah mulai aktif transaksi repo
ILUSTRASI. Kinerja Bank Jatim Triwulan I 2014


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi repo surat berharga antara perbankan masih sepi. Namun, sejumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD) kini mulai aktif dalam melakukan pinjaman likuiditas dengan jaminan yang disepakati.

Hal ini salah satunya didorong oleh penerapan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 9 tahun 2015 yang mengatur standar penggunaan dokumen global master repo agreement (GMRA) dalam pelaksanaan repo.

Asal tahu saja, setidaknya ada 74 bank yang sudah membentuk perjanjian GMRA yang terdiri dari bank pemerintah, bank swasta, bank asing dan lebih dari 24 BPD. Sementara catatan BI, baru 11 BPD saja yang aktif memanfaatkan transaksi ini.

Salah satu BPD yang paling aktif dalam memanfaatkan pendanaan ini antara lain PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau Bank BJB.

Senior Vice President Divisi Corporate Secretary Bank BJB Hakim Putrama menjelaskan pada tahun lalu outstanding repo perseroan sudah mencapai Rp 800 miliar.

Hanya saja, pihaknya kini menilai likuiditas perseroan masih cukup tebal. Alhasil, tahun ini pihaknya belum berencana untuk melakukan transaksi repo dalam waktu dekat.

"Pada akhir tahun lalu outstanding repo kami sekitar Rp 800 miliar, namun seiring dengan menguatnya likuiditas BJB, di tahun ini kami belum melakukan transaksi repo lagi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (7/3).

Benar saja, jika ditelisik dari segi loan to deposit ratio (LDR) BJB per Desember tercatat sebesar 87,8% pada akhir tahun. Pun, tahun ini pihaknya masih akan mengelola likuditas tersebut dan menjaga rasio LDR di angka 92% tahun ini.

Tak hanya itu, dari segi dana pihak ketiga (DPK) pun BPD terbesar di Indonesia ini masih cukup besar yakni mencapai Rp 81,02 triliun atau tumbuh 11,2% year on year (yoy) dari tahun sebelumnya Rp 72,83 triliun.

Selain BJB, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) juga menyebut telah aktif melakukan transaksi GMRA.

Bahkan, Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha mengungkap pihaknya sudah menandatangani perjanjian GMRA dengan semua BPD di Indonesia, Bank milik negara (BUMN) dan beberapa bank swasta nasional.

"Kami sudah menandatangani GMRA dengan semua BPD dan bank pemerintah, untuk bank swasta dan bank nasional ada 8 bank yang disepakati," ujarnya.

Bank bersandi emiten BJTM ini mengatakan beberapa bank yang paling sering melakukan transaksi repo dengan perseroan antara lain PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, PT Bank Panin Tbk, PT Bank Mega Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA).

Adapun, terbaru pihaknya melakukan transaksi repo dengan BCA sebesar Rp 300 miliar. Transaksi tersebut menurutnya, dilakukan guna mengelola likuditas dalam menjalankan bisnis perseroan.

Sementara itu, untuk repo antar sesama BPD pihaknya memang tidak terlalu banyak melakukan transaksi. Catatan Ferdi, sapaan akrab Ferdian, BPD yang paling aktif melakukan repo dengan pihaknya yakni dengan Bank BJB senilai Rp 50 miliar.

"Ada dengan BPD lain, tapi jumlahnya tidak terlalu besar. Hanya Bank BJB Rp 50 miliar dan BPD lain sekitar Rp 10 miliar sampai Rp 25 miliar," ungkapnya.

Selain kedua BPD tersebut, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) juga mengklaim pihaknya merupakan salah satu dari 11 BPD yang paling aktif dalam transaksi repo.

Benar saja, Direktur Utama Bank Sumut Edie Rizliyanto mengatakan dalam setahun pihaknnya bisa melakukan repo hingga Rp 5 triliun sampai Rp 10 triliun.

"Kami setahun antara Rp 5 triliun sampai Rp 10 triliun. Transaksinya dari bank besar dan BPD, repo kami lakukan untuk kebutuhan gapping likuditas," papar Edie.

Sebagai informasi tambahan, melansir berita yang dimuat Kontan.co.id, (5/2) Perhimpunan Pedagang Surat Utang (Himdasun) mencatat sepanjang tahun 2017 transaksi repo secara industri perbankan mencapai Rp 280 triliun atau naik 3,2% secara tahunan.

Sementara data Bank Indonesia (BI) mencatatkan per Januari 2018 rata-rata harian (RRH) volume repo seluruh tenor mencapai Rp 663 miliar. Sementara untuk mata uang US$ mencapai US$ 380.264 di bulan Januari 2018 saja.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×