kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank kecil pangkas target kredit


Minggu, 24 Mei 2015 / 14:24 WIB
Bank kecil pangkas target kredit
ILUSTRASI. Ilustrasi Bursa Efek Indonesia - IHSG. KONTAN/Muradi/2017/09/26


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi yang terus lesu pada semester I ini mulai berimbas pada bisnis bank. Kelompok bank kecil misalnya, berniat akan melaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk rencana memangkas target pertumbuhan bisnis di semester II/2015, dari rencana bisnis bank (RBB) untuk tahun 2015.

Luianto Sudarmana, Direktur Utama Bank Windu, mengatakan, permintaan kredit tidak terlalu besar, karena sektor rill bergerak lambat yang disebabkan oleh ekonomi masih melemah. “Kami akan revisi pertumbuhan kredit di bawah 14% dan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 10%,” katanya, akhir pekan.

Pada awal tahun, Bank Windu membidik pertumbuhan kredit sebesar 15% dan DPK sebesar 10%. Sedangkan, perusahaan mencatat pertumbuhan kredit sebesar 13,62% menjadi Rp 6,87 triliun per kuartal I/2015, dibandingkan posisi Rp 6,05 triliun per kuartal I/2014. Serta, DPK tumbuh 22,75% menjadi Rp 8,41 triliun per kuartal I/2015 dari Rp 6,85 triliun per kuartal I/2014.

Sependapat, Irfan Oeji, DIrektur Utama Bank Mayora menuturkan, pihaknya sedang mengkaji rencana pemangkasan kredit sebesar 5%-7% dari target pertumbuhan kredit sebesar 38% pada tahun ini. Adapun, kredit tercatat tumbuh 41,13% menjadi Rp 2,76 triliun per kuartal I/2015, dari posisi Rp 1,96 triliun per kuartal I/2014.

“Sektor kredit yang akan terkena revisi adalah multifinance dan pertambangan,” kata Irfan. Alasan lain Bank Mayora mengkoreksi pertumbuhan kredit, karena rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) terus menanjak naik, sehingga bank lebih hati-hati dalam memberikan kredit kepada debitur.

Edy Kuntardjo, Direktur Utama Bank Ina Perdana, juga tengah mengkaji penurunan pertumbuhan kredit karena pesimis mencapai target pertumbuhan laba. Sebab, perusahaan mencatat penurunan laba 60% pada kuartal I/2015 menjadi Rp 1,64 triliun, dari posisi Rp 4,22 triliun per kuartal I/2014.

“Kami masih akan mempertimbangkan kredit tumbuh 10% atau bias kebawah,” katanya. Kemudian, sektor kredit yang akan terkena perlambatan kredit ada transprotasi karena debitur mulai terlambat membayar cicilan karena pendapatan menurun. “Semester II/2015 mungkin masih terjadi perlambatan, dan baru ada perbaikan di tahun 2016,” kata Edy.

Berharap Laba Membaik

Selanjutnya, Luianto bilang, perusahaan akan membidik pertumbuhan kredit pada segmen usaha kecil dan menengah (UKM) untuk memperoleh perbaikan pertumbuhan laba. Pasalnya, perusahaan mencatat penurunan laba 52% menjadi Rp 10,41 miliar per kuartal I/2015, dibandingkan posisi Rp 21,05 miliar per kuartal I/2014.

“Kami membidik laba Rp 100 miliar di akhir tahun,” tambahnya. Caranya adalah memangkas suku bunga deposito jika bank-bank besar mulai menurunkan bunga simpanan, serta menjaga pertumbuhan volume kredit. “Rasio margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) akan sebesar 4,25%,” ucap Luianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×