kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank waspada pengetatan likuiditas


Kamis, 24 Mei 2018 / 11:43 WIB
Bank waspada pengetatan likuiditas
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan bakal menghadapi pengetatan likuiditas. Pasalnya, akan terjadi perebutan dana pasca kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin (bps).

Kondisi pengetatan likuiditas telah terjadi sejak awal tahun 2018. Yang tercermin dari rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) menjadi 90,19% per Maret 2018, atau naik dari sebesar 88,21% di bulan Februari 2018.

Kenaikan LDR ini terpicu oleh peningkatan penyaluran kredit yang tidak diimbangi dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Tercatat, kredit tumbuh 8,61% menjadi Rp 4.553,17 triliun per Maret 2018, sedangkan DPK tumbuh 7,33% menjadi Rp 5.048,27 triliun di Maret 2018.

Hery Gunardi, Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, likuiditas perbankan akan lebih ketat lantaran ada potensi persaingan perebutan dana, pasca BI memutuskan menaikkan suku bunga acuan menjadi 4,5%.

Bank berkode saham BMRI ini akan menjaga rasio LDR di level 92% hingga akhir tahun 2018. Saat ini, Bank Mandiri mencatat rasio LDR sebesar 90,67% per kuartal I-2018, atau naik dari posisi 89,22% pada periode yang sama.

Sementara itu, Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk mengatakan, pihaknya berusaha menjaga LDR pada kisaran 85%-90% di tahun ini. Atau paling tidak, rasio likuiditas tersebut bakal berada di level yang sama pada akhir tahun lalu yakni 93,42%.

Bank berkode saham NISP ini mencatat rasio likuiditas sebesar 91,13% per Maret 2018. Rasio LDR tersebut meningkat dari sebesar 85,89% pada Maret 2017.

Dalam menjaga LDR, Parwati mengatakan, pihaknya akan mengoptimalkan penggunaan mobile banking sebagai mesin penggerak pertumbuhan dana. Strateginya termasuk meningkatkan upaya penambahan dana melalui perluasan channel dan berbagai program.

Berbeda, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) tidak akan mematok target LDR hingga akhir tahun nanti. Menurut Santoso Liem, Direktur BCA, pihaknya lebih mengedepankan layanan bagi nasabah guna mengamankan dana pihak ketiga sembari tetap mendorong kredit.

Cara ini akan menjaga stabilitas likuiditas. "Kami lebih mendorong penyediaan pembiayaan dengan hati-hati, menjaga hubungan dengan nasabah khususnya industri yang berbasis ekspor dan perdagangan," kata Santoso.

Saat ini, likuiditas BCA masih sangat longgar. Terlihat dari posisi loan to funding ratio (LFR) yang hanya 77,85% per Maret 2018 atau naik tipis dari 75,05% pada periode yang sama tahun lalu.

Bank berkode saham BBCA ini memandang kenaikan LFR itu karena DPK tumbuh lebih lambat dibandingkan kredit. Catatan saja, DPK BCA tumbuh 9% menjadi Rp 583,51 triliun per Maret 2018, sedangkan kredit tumbuh 15% menjadi Rp 470,15 triliun.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×