kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI : Jangan paranoid dengan dana asing


Selasa, 05 Oktober 2010 / 17:48 WIB
BI : Jangan paranoid dengan dana asing


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menghimbau masyarakat agar tidak terlalu paranoid alias khawatir dengan efek buruk dari kian derasnya aliran modal asing yang menyerbu pasar keuangan domestik saat ini. BI meyakinkan aliran modal asing sejauh ini masih bisa dikelola dengan baik oleh bank sentral. Hal ini terindikasi dari relatif stabilnya nilai tukar rupiah.

Deputi Gubernur BI Hartadi A. Sarwono menuturkan, BI sudah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk memperkecil efek buruk dari arus keluar masuk dana asing tersebut. Misalnya dengan kebijakan one month holding instrumen Sertifikat BI (SBI) 1 bulan, untuk meminimalisir kemungkinan pembalikan dana secara tiba-tiba (sudden reversal).

"Jangan terlalu cepat khawatir dengan adanya capital inflow. Dana aliran dana asing selama tahun 2010 ini saja sudden reversal itu tidak terjadi, masih manageable. Fluktuasi rupiah juga tidak besar. Jadi, kekhawatiran akan terjadi pembalikan dana yang besar tidak perlu berlebihan dikhawatirkan," ujarnya dalam konferensi pers pengumuman BI Rate di Gedung BI, Selasa (5/10).

BI memperkirakan, aliran modal asing di waktu mendatang masih akan terus deras masuk ke emerging market terutama Indonesia. "Kami akan monitor sebaik-baiknya, yang menjadi PR bagi kita semua adalah bagaimana memanfaatkan inflow tersebut untuk kegiatan ekonomi produktif," tegasnya.

Perekonomian Indonesia sendiri, ungkap Hartadi, masih membutuhkan modal asing. Menurut Hartadi, pembiayaan ekonomi Indonesia kalau dibiayai 100% oleh dana dalam negeri masih belum mencukupi. Sehingga, Indonesia masih membutuhkan dana asing, terutama untuk pembiayaan pembangunan yang besar seperti pembangunan infrastruktur. "Jadi, jangan keburu bilang stop untuk dana asing karena memang kita masih perlu itu," papar Hartadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×