Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto
PONTIANAK. Bank Indonesia meyakini perbankan dapat merealisasikan penyaluran kredit ke sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah hingga 20% dari total kredit pada 2018.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Pontianak, Sabtu (31/1), menuturkan target tersebut dapat dicapai dengan upaya kohesif dari institusi perbankan dan kalangan pengusaha UMKM.
"Jadi UMKM dilatih bagaimana menjalankan usaha yang baik, Bank dilatih bagaiamana mengenal dan melihat bisnis UMKM," ujar dia, setelah pada Jumat (30/1), BI meluncurkan Inkubator bisnis UMKM ke-VII Pontianak dan Inkubator Bisinis UMKM Angkatan II di Lapas Kelas II-A Pontianak.
Mirza mengatakan terhambatnya aksesibilitas UMKM ke bank karena manajemen mitigasi risiko bank yang ketat. Bank memiliki sistem deteksi untuk mencegah tingginya risiko kredit bermasalah dari pembiayaan yang disalurkan. Hal itu juga karena pembiayaan dari bank berasal dari tabungan masyarakat, sesuai dengan fungsi intermediasi bank.
Maka itu, ujar Mirza, UMKM juga harus diberikan pelatihan dari berbagai aspek, seperti motivasi usaha hingga pemasaran dan distribusi agar mampu membangun bisnis yang prospektif dan "bankable".
Namun, ujar Mirza, bank juga harus berbenah untuk dapat memberikan perhatian lebih kepada sektor UMKM. Perbankan perlu berkomitmen, dan sudah mencantumkan peningkatan penyaluran kredit ke UMKM dalam Rencana Bisnis Bank (RBB).
BI memberlakukan aturan penyaluran kredit UMKM minimal 20% oleh perbankan secara bertahap hingga 2018. Pada 2015, BI meminta bank dapat menyalurkan kredit UMKM minimal lima persen, kemudian 2016 sebesar 10%, 2017 sebesar 15%, dan 2018 mencapai 20%.
Terus tumbuh Secara terpisah, Otoritas Jasa Keuangan menyatakan permintaan kredit dari pengusaha UMKM ke perbankan terus bertumbuh, dan belum dapat diakomodir seluruhnya oleh bank.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad bahkan memperkirakan baru sekitar 25 persen dari total permintaan kredit UMKM yang baru dipenuhi perbankan.
"Jadi prospeknya masih besar sekali (agar bank masuk ke UMKM)," kata dia, Rabu (28/1) di Jakarta.
Untuk mempermudah aksesibilitas UMKM ke perbankan, OJK menilai penerapan bank nirkantor ("branchless banking") akan sangat membantu penyaluran pembiayaan. Saat ini, sudah 17 bank yang siap mengoperasikan bank nirkantor di berbagai wilayah Indonesia.
"Dalam 1-2 bulan dari sekarang (sudah dapat beroperasi)," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News