kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bunga kredit mikro sulit turun ke single digit


Rabu, 14 September 2016 / 19:27 WIB
Bunga kredit mikro sulit turun ke single digit


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Target pemerintah agar suku bunga satu digit di semua sektor pada tahun depan tampaknya akan ada sedikit hambatan. Karena, beberapa bankir masih pesimistis suku bunga kredit mikro non subsidi bisa mengalami penurunan sampai satu digit pada tahun depan.

Ambil contoh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. Bank yang menguasai pangsa pasar kredit mikro di Indonesia ini mengaku pada tahun depan suku bunga kredit mikro non subsidi sulit turun. Direktur Utama BRI Asmawi Syam mengatakan, salah satu penyebab adalah risiko kredit dari sektor ini yang masih besar.

Hal ini ini disebabkan karena cost of credit mikro memang mahal karena memperlukan jaringan dan jumlah tenaga kerja yang luas. Dari awal tahun sampai Juli 2016 terctat suku bunga kredit mikro BRI telah mengalai penurunan 175 bps menjadi 17,5%.

PT Bank CIMB Niaga Tbk juga masih mempertimbangkan beberapa faktor sebelum memutuskan untuk menurunkan suku bunga kredit mikro ke level satu digit pada tahun depan. "Selain cost of fund yang mempengaruhi suku bunga kredit mikro adalah premi risiko dan biaya operasional," ujar Chief Micro Small Medium Enterprise PT Bank CIMB Niaga Tbk, Sukarman Omar.

Sukarman mengatakan, bagi bank berkode emiten BNGA ini, suku bunga kredit mikro sendiri masih berpeluang turun pada tahun depan, hal ini karena saat ini CIMB Niaga sedang menjalankan strategi pengumpulan dana murah melalui produk dan layanan yang berbasis digital banking.

Glen Glenardi, Direktur Utama Bank Bukopin, menghitung, menurut skala ekonomi dengan bunga kurang dari 10%, maka tidak mampu menutup biaya operasional. Salah satu yang menyebabkan suku bunga kredit mikro sulit turun adalah sumber dana yang masih relatif mahal. Apalagi pemerintah dalam beberapa waktu kedepan menerbitkan obligasi yang imbal hasilnya relatif cukup bersaing dengan pendanaan bank.

Maybank Indonesia juga pesimis kredit mikro tahun depan bisa single digit. “Hal ini karena risk margin kredit mikro masih relatif besar,” ujar Taswin Zakaria Rabu (14/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×