kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Efisiensi perbankan 2017 diproyeksi membaik


Minggu, 26 Februari 2017 / 21:44 WIB
Efisiensi perbankan 2017 diproyeksi membaik


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pada tahun ini diprediksi efisiensi bank akan membaik. Hal ini seiring dengan prediksi membaiknya kualitas kredit dan menurunnya tingkat pencadangan perbankan.

Pada 2016 lalu, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), efisiensi perbankan sedikit memburuk akibat tingginya biaya pencadangan.

Tercatat rasio biaya operasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO) perbankan pada 2016 sebesar 82,22% atau naik 73 basis poin secara tahunan atau year on year (yoy).

Pencadangan ini akibat kenaikan biaya operasional naik melebihi pendapatan operasional, terutama di kelompok bank-bank besar bermodal di atas Rp 5 triliun (BUKU III dan IV).

Secara umum, biaya operasional pada 2016 tercatat naik 9,67% yoy atau melebihi kenaikan pendapatan operasional yang naik 8,7% yoy. Kenaikan biaya operasional ini salah satunya karena alokasi biaya pencadangan perbankan yang naik 33,87% yoy menjadi Rp 147,47 triliun.

Jahja Setiaatmadja Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk mengatakan, pada 2016 lalu, BCA mencatat rasio BOPO sebesar 60,4%. Pada tahun ini bank akan menekan beberapa biaya di operasional.

“Seperti biaya administrasi, pegawai dan provisi,” ujar Jahja kepada KONTAN, Minggu (26/2).

Beberapa bankir lain mengaku akan menjaga rasio kredit bermasalah atau non-performing loans (NPL) untuk menurunkan biaya operasional.

“Jika NPL turun biaya pencadangan bisa turun sekaligus pendapatan bunga naik, jadi efeknya double,” ujar Iman Nugroho Soeko, Direktur Keuangan dan Treasury Bank PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) kepada KONTAN, Minggu (26/2).

Herwidayatmo, Direktur Utama Bank Panin mengakui bahwa porsi terbesar BOPO pada 2016 lalu disumbangkan oleh pencadangan yang bersumber dari NPL.

Glen Glenardi, Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk mengatakan pada tahun lalu selain pencadangan, cost of fund juga menjadi salah satu faktor pendorong BOPO.

Parwati Surjaudaja, Direktur Utama PT Bank OCBC NISP Tbk mengatakan pada 2017 bank akan melakukan pengendalian NPL untuk menjaga biaya operasional.

“Hal ini diharapkan bisa menurunkan biaya operasional dan meningkatkan efisiensi,” ujar Parwati.

Dari sisi pendapatan, menurut Parwati, bank berkode NISP ini akan meningkatkan fee based dan memperbesar dana murah untuk memperbaikai pendapatan operasional.

Secara umum, beberapa bankir memproyeksi walaupun BOPO 2017 sedikit naik tapi kenaikannya tidak setinggi pada 2016 lalu. Pada 2017 ini BCA memproyeksi BOPO ditekan dibawah 61,2%.

BTN mengaku BOPO pada 2017 ini akan berada di range antara 80% sampai 83%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×