kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini siasat BCA dorong KPR


Kamis, 23 Agustus 2018 / 14:03 WIB
Ini siasat BCA dorong KPR
ILUSTRASI. Pelayanan Nasabah di Bank Central Asia (BCA)


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan suku bunga kredit tidak menghalangi perbankan untuk terus menggenjot penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR). Salah satu bank pemain bisnis KPR yakni PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyebut sejauh ini pihaknya telah menyesuaikan tingkat suku bunga dengan pasar.

Kepala Divisi Bisnis Kredit Konsumer BCA Felicia Mathelda Simon per Agustus 2018 lalu perseroan telah menetapkan bunga KPR promo per 1 Agustus 2018 sebesar 6,58% tetap (fixed) selama tiga tahun.

Dengan menjaga bunga promo tetap rendah, pihaknya optimistis bisnis kredit perumahan bisa terdongkrak naik hingga akhir tahun. "Target pertumbuhan KPR tahun ini 10% sampai 12%," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (23/8).

Meski tingkat suku bunga terus naik didorong dari kenaikan bunga acuan Bank Indonesia (BI). BCA optimistis rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) KPR dapat terjaga.

Meski naik sedikit, per Juni 2018 NPL KPR BCA tetap terjaga di level 1,4%. Felicia juga mengakui, bahwa secara industri NPL memang bergerak naik.

Fenomena tersebut terbilang wajar, lantaran pertumbuhan kredit juga terus tumbuh alhasil resiko kredit bergerak naik.

Sebagai catatan saja, sampai dengan kuartal II 2018 lalu total realisasi KPR BCA mencapai Rp 74,55 triliun. Jumlah tersebut naik 4% dibandingkan periode tahun sebelumnya Rp 71,66 triliun.

Dalam menjaga NPL agar tetap rendah, bank swasta terbesar di Indonesia ini juga sudah menyiapkan beragam amunisi. Salah satunya, dengan meningkatkan upaya penagihan kepada nasabah. Terutama untuk pembayaran angsuran yang sudah jatuh tempo baik melalui telepon maupun kunjungan langsung ke lokasi nasabah.

"Bagi debitur yang masih memiliki kemampuan mengangsur namun dengan nominal yang lebih kecil. Upaya restrukturisasi dapat menjadi solusi untuk debitur," imbuhnya.

Namun, apabila sang debitur tak mampu lagi melakukan pelunasan kredit. Maka langkah terakhir yang dilakukan perseroan adalah menjual aset yang menjadi jaminan.

Lewat cara-cara tersebut, bank bersandi emiten BBCA ini menilai NPL KPR akan tetap terjaga. "Kami sedang buat proyeksinya (NPL KPR), yang pasti harus di bawah industri," tegas Felicia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×