kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Konsumen menahan diri beli rumah, KPR non subsidi masih stagnan


Sabtu, 31 Maret 2018 / 12:10 WIB
Konsumen menahan diri beli rumah, KPR non subsidi masih stagnan


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) tetap tumbuh di awal tahun ini. Namun, mayoritas permintaan kredit yang masuk antara lain untuk hunian rumah dengan harga di bawah Rp 700 juta dan KPR subsidi. Sementara, KPR non-subsidi stagnan.

Aurelia Setiabudi, Equity Research Maybank Kim Eng Sekuritas mengatakan, kredit bank penyalur KPR subsidi seperti Bank Tabungan Negara (BTN) tumbuh tinggi untuk rumah bersubsidi. Sementara bank lain yang mengincar kredit hunian kelas atas dengan harga di atas Rp 1 miliar seperti Bank Central Asia (BCA) dan CIMB Niaga pertumbuhannya stagnan. Dia memperkirakan kondisi ini akan terus berlanjut paling tidak dalam dua tahun ke depan.

Direktur Konsumer BTN Budi Satria mengatakan, KPR non subsidi memang belum menunjukkan pertumbuhan yang optimal. Kendati demikian, bank yang fokus ke pembiayaan perumahan ini menyebut, KPR non-subsidi BTN masih bisa tumbuh hingga 28,86% di tahun ini. Tahun lalu, BTN mencatat realisasi KPR non subsidi mencapai Rp 75,27 triliun, meningkat 32,45% dari tahun 2016 yang sebesar Rp 56,83 triliun.

Pada awal tahun ini, konsumen masih belum tertarik mengeluarkan dana pembelian rumah, baik untuk rumah hunian maupun rumah untuk investasi. Agar penyaluran KPR non subsidi tetap deras, BTN melakukan berbagai program untuk menjaga posisi pertumbuhan.

Terbaru, BTN mengeluarkan suku bunga KPR non-subsidi promo khusus bunga tetap sebesar 8% selama tiga tahun. Serta bunga tetap 9% untuk lima tahun.

Edukasi nasabah

EVP Consumer Credit Business Division BCA Felicia Mathelda Simon menilai, permintaan KPR non subsidi yang lesu dipengaruhi oleh kondisi iklim perekonomian saat ini. Kondisi ekonomi yang belum membaik, membuat para nasabah yang memiliki kemampuan membeli rumah dengan harga tinggi masih menahan pembelian.

"Hal ini berbeda dengan segmen kredit dengan ticket size di bawah Rp 700 juta. Mereka memang membutuhkan rumah untuk tinggal sehingga tidak dapat menunda pembelian," ujar Felicia.

Dalam kondisi saat ini, penggunaan strategi promosi suku bunga tetap pun belum akan berimbas banyak. BCA menilai edukasi nasabah menjadi hal yang perlu diutamakan. "Seperti penalti bila ada percepatan pelunasan, minimum jangka waktu, besaran suku bunga floating dan juga kemudahan proses kredit," ujar Felicia.

Kendati belum dapat membeberkan realisasi KPR, menurut Felicia, penyaluran KPR BCA masih tumbuh baik. Sebagai gambaran, pada akhir 2017 BCA membukukan realisasi KPR sebesar Rp 73,02 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 14,2% dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp 63,95 triliun.

Sementara untuk tahun ini, BCA memasang target konservatif untuk pertumbuhan KPR yakni di kisaran 8%-9%.

Catatan Bank Indonesia (BI) pada Januari 2018 kredit properti tumbuh 13,3% mencapai Rp 795,4 triliun. Bila dirinci, KPR dan kredit pemilikan apartemen (KPA) tumbuh lebih rendah yakni 11,7% menjadi Rp 411,4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×