kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit menganggur berpeluang susut


Senin, 27 Juni 2016 / 06:05 WIB
Kredit menganggur berpeluang susut


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi, kredit menganggur (undisbursement loan) bakal menyusut di semester II lantaran permintaan kredit mulai meningkat.

Per April 2016, kredit menganggur naik 6,58% secara tahunan atau year on year (yoy), melambat ketimbang April 2015 yang naik 16,35%. Bank besar atau BUKU IV dan BUKU III mendominasi undisbursed loan atau berkontribusi masing masing sebesar 33,4% dan 58,6% dari total kredit menganggur.

Ketua Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nelson Tampubolon mengatakan, hingga akhir Juni ini, kredit menganggur belum banyak berubah ketimbang posisi April. Penyebabnya, daya serap sektor riil masih lemah dan bank masih berhati-hati mengucurkan kredit.

Namun, "OJK memprediksi penarikan kredit akan semakin tinggi seiring dengan mulai terasanya efek dari paket kebijakan pemerintah,” ujar Nelson kepada KONTAN, Minggu, (26/6).

Nelson mengatakan, ada beberapa faktor yang menolong permintaan kredit di paruh kedua tahun ini. Selain efek kebijakan pemerintah, limpahan dana dari pengampunan pajak (tax amnesty) bakal menggairahkan permintaan kredit.

Senada dengan OJK, menurut Direktur Utama Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja, realisasi penarikan kredit diprediksi lebih tinggi di kuartal III 2016. "Ini efek penurunan suku bunga kredit dan realisasi belanja pemerintah," ujar Jahja.

Per April 2016, tercatat kredit yang belum ditarik di BCA mendaki 8,01% secara tahunan menjadi Rp 153,4 triliun.

PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk pun masih mengalami kenaikan kredit menganggur. Hingga akhir Mei 2016, undisbursed loan BTN sebesar Rp 13,3 triliun atau naik 7,85%. Kenaikan kredit menganggur ini sebagian besar disumbang kredit konstruksi BTN yang porsinya sebesar 22% dari total portofolio.

“Kenaikan ini wajar karena ekonomi melambat," ujar Imam.

Direktur Utama Bank OCBC NISP NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, pertumbuhan kredit di OCBC NISP masih negatif jika dihitung sejak awal tahun hingga Juni 2016. Tapi, secara tahunan, kredit OCBC NISP masih tumbuh 18%-20%.

Kredit menganggur OCBC NISP naik 13,4% menjadi Rp 35,58 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×