kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Likuiditas perbankan kian longgar


Kamis, 13 Februari 2014 / 13:32 WIB
Likuiditas perbankan kian longgar
ILUSTRASI. Petugas menawarkan unit properti kepada pengunjung Festival Investasi Properti


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Perbankan Indonesia mulai rajin mengalihkan dana mereka ke berbagai surat berharga seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Negara (SBN) dan term deposit. Langkah ini dilakukan setelah otoritas mengimbau perbankan mengerem penyaluran kredit dan memupuk likuiditas.

Bank OCBC NISP misalnya, mencatat kenaikan penyimpanan dana ke aset marketable securities sebesar 99% menjadi Rp 16,25 triliun per Desember 2013 dibandingkan periode yang sama ditahun sebelumnya senilai Rp 8,17 triliun. Sebaliknya, dana yang ditempatkan ke bank-bank lain turun 7,06% menjadi Rp 5,07 triliun per Desember 2013, dibandingkan posisi yang sama senilai Rp 5,46 triliun.

Hartati, Direktur Keuangan Bank OCBC NISP megakui, kenaikan simpanan di surat berharga likuid lantaran kelebihan likuiditas, terutama setelah menjual saham baru (rights issue) sebesar Rp 3,5 triliun pada akhir tahun lalu. "Dana yang kami peroleh belum sepenuhnya disalurkan untuk kredit, maka dari itu kami simpan di BI," kata Hartati, Rabu (12/2).

Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Danamon Indonesia, mengakui, pihaknya menempatkan dana besar di BI seiring dengan perolehan dana yang besar sementara target pertumbuhan kredit yang tidak signifikan pada tahun 2014 ini. Pada Desember 2013 lalu, dana yang diparkir di BI mencapai Rp 13 triliun atau naik 34% dibandingkan posisi Desember 2012 senilai Rp 9,7 triliun.

Semakin besar likuiditas Bank Danamon terlihat dari rasio kredit terhadap dana simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) yang turun menjadi 95% per Desember lalu, dari posisi sebelumnya 105% di Juni. "Penempatan besar ini karena ekses likuiditas," ucap Vera.

Sementara itu, Bank Tabungan Negara (BTN) justru mencatat penurunan 55,5% pada term deposit di BI. Berdasarkan data BTN per Desember 2013, aset term deposit wit BI menjadi Rp 4,83 triliun dari posisi Rp 10,86 triliun per Desember 2012. Marjono, Direktur Utama BTN mengelak, penurunan tersebut karena perusahaan tengah membutuhkan dana besar untuk ekspansi bisnis sepanjang tahun 2014. "Penurunan itu karena kami memindahkan ke SBI," ucap Marjono.

Marjono mengklaim, likuiditas BTN cukup untuk pendanaan kredit di tahun ini. Tercermin dari aset sekuritis naik 48% menjadi Rp 12,59 triliun per Desember 2013, dibandingkan posisi yang sama ditahun sebelumnya senilai Rp 8,49 triliun. "Kami memiliki likuiditas bagus, karena pada umumnya likuiditas kami besar di tabungan dan giro, maka jika ada kelebihan akan ditempatkan di SBI," ucap Marjono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×