kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produk asuransi olahraga menjangkau atlet amatir dan profesional


Minggu, 09 Desember 2018 / 15:38 WIB
Produk asuransi olahraga menjangkau atlet amatir dan profesional
ILUSTRASI. Produk asuransi olahraga iSport Protection dari Astra Aviva Life


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di balik aktivitas olahraga, baik yang dilakukan untuk menjaga kesehatan, sekadar hobi ataupun tuntutan profesi, ada risiko kecelakaan dan kematian yang mengintai. Risiko inilah yang membuat perusahaan asuransi mulai melirik segmen ini. Astra Life misalnya, pada Agustus 2018 lalu meluncurkan produk asuransi olahraga yang bernama iSport.

Produk asuransi ini memberikan perlindungan terhadap risiko meninggal dunia akibat kecelakaan dan risiko kecelakaan saat berolahraga, baik olahraga umum maupun ekstrem. Adapun yang disebut olahraga umum di antaranya adalah aerobik, jogging, tenis meja, renang, senam, dan sebagainya. Kemudian, untuk olahraga ekstrem, yaitu karate, kayak, kick boxing, sepeda gunung, tinju, olahraga beladiri, dan sebagainya.

Produk yang Astra Life klaim sebagai asuransi olahraga pertama di Indonesia ini bisa dibeli oleh atlet amatir maupun profesional. Berdasarkan laman resmi Astra Life, pihak tertanggung yang mengalami kecelakaan saat berolahraga yang disebabkan oleh dehidrasi berat, heat stroke, cedera kepala berat, cedera sumsum tulang belakang, cedera otor, terkilir, atau dislokasi, akan mendapatkan biaya perawatan maksimum 10% dari uang pertanggungan. Uang pertanggungan dapat disesuaikan dengan kemauan pemegang polis, yaitu Rp 50 juta atau Rp 100 juta.

Pemegang polis juga bisa memilih lama masa perlindungannya, mulai dari satu minggu, satu bulan, tiga bulan, hingga satu tahun. Selain itu, pemegang polis juga bisa menambahkan manfaat pilihan asuransinya berupa fisioterapi dan santunan patah tulang akibat kecelakaan saat berolahraga. Sebagai contoh, untuk produk iSport basic (tanpa fisioterapi dan santunan parah tulang) dengan jenis olahraga umum, premi yang perlu dibayarkan adalah Rp 26.400 per minggu atau Rp 98.200 per bulan. Sedangkan, untuk jenis olahraga ekstrem, nilai preminya bisa mencapai dua kali lipatnya.

"Produk ini baru pertama yang kami kenalkan untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Pemasarannya pun cukup mudah dengan lewat online kami www.ilovelife.co.id nasabah dapat membeli produk ini," kata Presiden Direktur Astra Life Auddie A. Wiranata saat peluncuran produk Agustus lalu.

Bukan hanya Astra Life, FWD Life juga sudah terlebih dahulu masuk ke segmen ini dengan mengeluarkan produk asuransi kecelakaan individu yang meliputi kecelakaan saat berolahraga ekstrem, seperti naik gunung dan menyelam. “Semua olahraga esktrem kami cover,” kata Direktur Utama FWD Life Rudi Kamdani saat dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (8/12).

Produk ini tersedia dengan nama Bebas Aksi (untuk jangka panjang) dan Bebas Aksi Flash (untuk jangka pendek). Produk jangka panjang dengan masa penjaminan selama satu tahun itu, memberi manfaat meninggal dunia akibat kecelakaan hingga Rp 1 miliar. Berbeda dengan Bebas Aksi Flash yang menyediakan pilihan masa perlindungan mulai dari satu minggu dengan premi Rp 30.000, satu bulan dengan premi Rp 60.000, dan tiga bulan dengan besaran premi Rp180.000.

Rudi mengatakan, pihaknya tidak secara khusus menciptakan produk yang mengcover olahraga ekstrem . Akan tetapi, ia melihat bahwa olahraga ekstrem tidak lagi menjadi pengecualian asuransi karena para pegiat olahraga ekstrem ini menjadi latihan yang ketat. “Misalnya selam, pelatihan olahraga selam itu kan ketat dan nggak sembarangan,” kata dia. Rudi melihat potensi produk ini ke depannya masih menjanjikan, sebab, menurut dia produk ini sederhana dan bisa dibeli kapan saja dan di mana saja sepanjang ada akses internet.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu juga berpendapat sama. Ia mengatakan asuransi olahraga ini memiliki potensi besar. “Kan jumlah atlet di Indonesia banyak sekali. Kebayang ga sih kalau dia cedera dan tidak bisa bertanding berapa banyak kerugian yang harus ditanggung klub jika tidak diasuransikan,” kata Togar, Minggu (9/12). Menurut dia, asuransi swasta mungkin bisa melengkapi apa yang tidak bisa diberikan oleh asuransi dari pemerintah. “Sehingga kalau berlatih dan bertanding itu ga macam-macam lagi pikirannya, fokus ke olahraga aja,” ungkap dia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×