Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Obligasi merupakan sumber pendanaan menarik bagi korporasi. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menerima mandat memberi peringkat surat utang dari 36 korporasi sepanjang tahun lalu, dengan nilai utang Rp 35 triliun.
Ronald T Andi Kasim, Presiden Direktur Pefindo mengatakan, mandat tersebut lebih kecil dibanding dengan pencapaian tahun 2013. Ketika itu, Pefindo menerima mandat surat utang senilai Rp 47 triliun dari 55 korporasi.
Ronald bilang, ada beberapa faktor penyebab penurunan pemeringkatan surat utang. Misalnya kondisi politik yang kurang kondusif lantaran pemilu, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berujung inflasi, tren kenaikan suku bunga acuan alias BI rate. Kondisi tersebut menyebabkan perusahaan cenderung wait and see sebelum menerbitkan obligasi atau memilih alternatif pendanaan lain.
Dia mengaku, pendapatan Pefindo pun ikut terseret seiring dengan turunnya tren penerbitan surat utang baru. Memang, mayoritas pemasukan perusahaan masih berasal dari pemeringkatan surat utang.
Memasuki tahun ini, Ronald juga masih belum optimistis. Dia memprediksi, pemeringkatan surat utang masih salam seperti tahun lalu alias flat. Dia berharap, peraturan Bank Indonesia yang mewajibkan perusahaan yang memiliki utang luar negeri untuk diperingkat, bisa mendongkrak bisnis ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News