Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - BOGOR. Bank Mayora memproyeksi pada tahun depan risiko rasio kredit bermasalah atawa non performing loan (NPL) sektor properti masih tinggi. Hal ini utamanya pada properti ruko hotel dan mall.
Irfanto Oeij, Direktur Utama Bank Mayora bilang, banyak sekali properti saat ini yang dibangun tidak diikuti dengan kemampuan membayar.
"Beberapa pemilik proyek tidak bisa melakukan pembayaran ke kontraktor," kata Irfanto, Sabtu (15/12). Itu sebabnya NPL sektor properti masih tinggi. Oleh pemilik proyek, ketidakmampuan membayar dengan uang ini disiasati dengan pembayaran memakai unit. Hal ini menurut Irfanto mencerminkan kondisi properti yang masih susah.
Irfanto memberikan contoh, persaingan harga beberapa hotel di Bali saat ini juga masuk dalam tahap mengkhawatirkan. Hal ini membuat pemilik hotel yang tidak kuat dalam cashflow bisa mengalami gulung tikar.
Saat ini menurut Irfanto, porsi kredit kredit properti dibanding total kredit sebesar 5%-7%. Bank Mayora tidak banyak berekspansi ke kredit properti lantaran memandang tahun depan properti berpotensi mengalami bubble. Hal ini karena banyak proyek properti yang dibangun tidak diikuti dengan kemampuan membayar.
Sementara di akhir 2017 ini NPL diprediksi sedikit naik dari tahun lalu. Pada akhir 2017 NPL Bank Mayora diproyeksi 3% atau lebih tinggi dari realisasi 2016 yang sebesar 2%.
Irfanto mengatakan akan berusaha menekan NPL di bawah 3%. "Agar sesuai dengan NPL industri," kata Irfanto. NPL ini banyak disumbang oleh sektor rill seperti properti dan hotel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News