Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Delapan dasawarsa sudah Indonesia merayakan kemerdekaan. Dengan usia yang kian matang, pertumbuhan ekonomi tentu menjadi pekerjaan rumah yang belum rampung.
Nah, salah satu penyokong pertumbuhan ekonomi adalah derasnya penyaluran kredit. Sayangnya, dalam beberapa bulan terakhir, penyaluran kredit terutama dari perbankan kian seret.
Seperti diketahui, pertumbuhan kredit hingga Juni 2025 tercatat hanya tumbuh 7,77% secara tahunan (year on year/YoY). Jika ditarik ke belakang, pertumbuhan kredit ini menjadi yang terendah sejak Maret 2022. Di mana, kala itu, kreditnya tumbuh 6,65% YoY.
Baca Juga: Wajib Masuk RBB, OJK Akan Pantau Penyaluran Kredit UMKM di Perbankan
Tak hanya itu, pertumbuhan tersebut pun berada di bawah target BI yang ada di kisaran 8% hingga 11%. Padahal, target tersebut juga sudah diturunkan dari target awal tahun yang optimistis kredit bank bisa tumbuh di kisaran 11% sampai 13%
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, industri bank memang perlu benar-benar jeli melihat peluang untuk menggenjot kredit. Maklum, ia menyoroti industri perbankan yang mendominasi pangsa sektor jasa keuangan hampir 80%.
“Kontribusi perbankan itu kan masih sangat dominan. Kalau bank itu tentu istilahnya harus bisa memanfaatkan peluang apapun,” ujar Dian, Kamis (14/8/2025).
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa jika perbankan tidak memberikan kredit yang memadai, maka pertumbuhan ekonomi tentunya akan terganggu.
“Bank-bank itu nanti harus bisa membaca peluang. Membaca dinamika, membaca ekonomi dan lain sebagainya,” jelas Dian.
Sependapat, Direktur Network & Retail Funding PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Rian Kaslan mengungkapkan bahwa saat ini nasabah perbankan itu sudah benar-benar pintar. Artinya, ia melihat nasabah tentunya bakal memilih layanan yang memang menguntungkan bagi mereka.
Baca Juga: Penyaluran Kredit Modal Kerja (KMK) Perbankan Masih Lesu di Semester I-2025
“Tantangannya adalah nasabah-nasabah itu semakin pintar, semakin jeli. Dan mereka tuntutannya semakin banyak,” ujar Rian, Jumat (15/8/2025).
Lebih lanjut, ia mencontohkan dengan tren di mana nasabah sudah tidak mau menunggu terlalu lama. Dalam hal ini, bank perlu berbenah untuk membuat layanan itu semakin mudah bagi nasabah baik itu untuk bertransaksi maupun mengajukan kredit.
Selain itu, Rian juga bilang bahwa selama ini nasabah juga dengan mudah membandingkan satu bank dengan bank lainnya. Oleh karenanya, dari sisi harga, bank perlu untuk bisa bersaing satu sama lain.
“Konsumen Indonesia semakin pintar. Jadi kita harus ikut bangga, tetapi bank juga harus gak boleh ketinggalan ya untuk memenuhi kebutuhannya,” tandas Rian.
Selanjutnya: Kinerja On Track, Ini Strategi Trisula (TRIS) Kejar Pertumbuhan Double Digit di 2025
Menarik Dibaca: Cara Buka Blokir Facebook dengan Bantuan Pusat Dukungan,Cepat & Mudah Dilakukan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News