Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyebutkan investasi industri asuransi jiwa sebagian besar ditempatkan pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN).
Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu mencatat hingga saat ini investasi industri asuransi jiwa sebagian besar ditempatkan pada instrumen SBN yakni sebesar Rp 160,28 triliun atau setara dengan 30% dari total investasi keseluruhan. Sedangkan untuk saham berkontribusi sebesar 29,3% setara dengan Rp 156,64 triliun dan reksadana sebesar 16,7% setara dengan Rp 89,17 triliun.
"Kalau untuk sukuk korporasi kontribusinya 8,2% atau setara dengan Rp 43,75 triliun sedangkan deposito justru sempat mengalami penurunan sebesar 10,7% dengan kontribusi hanya 7,0% atau setara dengan Rp 37,26 triliun," jelas Togar pada Kontan.co.id, Selasa (16/1).
Menurut Togar, penempatan investasi industri asuransi jiwa ditetapkan berdasarkan regulasi yang diterapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta portofolio bisnis, strategi investasi, kondisi pasar, risk appetite hingga kewajiban keuangan perusahaan.
Baca Juga: Sejumlah Perusahaan Asuransi Jiwa Yakin Hasil Investasi Tahun Ini Tumbuh Positif
Togar juga mengatakan dalam hal menempatkan investasi, industri asuransi jiwa akan memfokuskan pada instrumen investasi yang memiliki tenor waktu jangka panjang dengan tingkat bunga dan risiko yang sesuai dengan portofolio bisnis asuransi jiwa.
Di tahun 2024 Togar menjelaskan jika tidak adanya perubahan aturan penempatan investasi maka proporsi investasi tidak akan banyak berubah. Menurutnya portofolio pada instrumen Obligasi dan Saham berpotensi meningkat.
Sedangkan untuk hasil investasi di tahun 2024 kondisi geopolitik yang belum reda dan akan semakin tingginya suhu politik Indonesia menjelang Pemilihan Umum di Februari 2024 juga akan sedikit banyak mempengaruhi kondisi perekonomian nasional.
"Kondisi-kondisi di 2024 inilah yang akan mempengaruhi hasil investasi, selain itu juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti portofolio bisnis, kondisi pasar, risk apetite hingga kewajiban keuangan perusahaan," ungkap Togar.
Sebelumnya, AAJI mencatat sampai dengan September 2023 terjadi penurunan tipis pada total investasi industri asuransi jiwa yakni sebesar 0,9% sehingga secara total menjadi Rp 534,1 triliun.
Baca Juga: BNI Life Targetkan Hasil Investasi Tahun Ini Tumbuh 8%
Menanggapi hal tersebut, Togar mengatakan penurunan yang terjadi pada total investasi ini berkaitan dengan adanya penurunan total premi dari produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI).
"Selain itu, juga karena adanya penurunan investasi pada reksadana dan deposito dalam rangka penyesuaian penempatan investasi untuk memenuhi aturan di SEOJK 05 tahun 2022 terkait PAYDI," jelas Togar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News