kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.254   -54,00   -0,33%
  • IDX 7.056   -9,92   -0,14%
  • KOMPAS100 1.055   -0,75   -0,07%
  • LQ45 828   -2,23   -0,27%
  • ISSI 214   -0,22   -0,10%
  • IDX30 424   -0,61   -0,14%
  • IDXHIDIV20 513   -0,62   -0,12%
  • IDX80 120   -0,16   -0,13%
  • IDXV30 125   0,73   0,59%
  • IDXQ30 142   -0,13   -0,09%

AAJI Terapkan Format Baru Laporan


Selasa, 13 Juli 2010 / 08:00 WIB
AAJI Terapkan Format Baru Laporan


Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menerapkan format baru laporan kuartal kinerja perusahaan asuransi jiwa. Direktur Eksekutif AAJI Stephen Juwono mengatakan, format baru tersebut antara lain menyangkut pemisahan jalur distribusi, data uang pertanggungan, dan data jumlah tertanggung.

"Dalam laporan format lama, data uang pertanggungan dan data jumlah tertanggung hanya ada dalam laporan tahunan. Tapi sekarang dalam laporan kuartal harus ada," ujar Stephen, Senin (12/7).

Selain itu, dalam format baru ini, anggota AAJI juga harus memisahkan jalur distribusi asuransi. "Harus terpisah kinerja dari jalur keagenan, bancassurance, dan jalur distribusi lain-lain yang terdiri dari direct marketing atau telemarketing, dan direct selling," papar Stephen.

Format baru laporan ini sudah berlaku untuk pelaporan kinerja kuartal I tahun ini. Stephen tidak merinci tujuan perubahan format laporan tersebut. Dia hanya bilang, perubahan ini bertujuan supaya laporan yang dihadirkan AAJI dapat lebih memenuhi kebutuhan informasi dan data anggota. Atau dengan kata lain lebih lengkap dan jelas.

Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwasraya Hery Prasetyo mengatakan, langkah yang dilakukan AAJI baik untuk meningkatkan fungsi kontrol. "Bagi kami hal ini tidak memberatkan," ungkap Hery.

Memang, lanjut Herry, ada beberapa pelaku yang keberatan dengan alasan data-data tersebut merupakan urusan dapur perusahaan. Apalagi, laporannya kuartalan. Jadi tuntutan transparansi lebih sering dan tinggi.

Toh, Hery bilang, laporan rinci seperti ini penting untuk melihat bagaimana perkembangan kinerja masing-masing jalur distribusi. Sehingga hasil analisisnya bisa membantu pelaku atau si agen untuk mawas diri terhadap kinerjanya. Stephen menambahkan, dengan format baru, akan terlihat produktivitas masing-masing jalur distribusi.

Sekadar catatan, di kuartal I 2010, produksi premi industri asuransi jiwa mencapai Rp 17,3 triliun. Dari total tersebut, produksi premi dari jalur distribusi keagenan mencapai Rp 7,3 triliun, jalur distribusi bancassurance Rp 6,5 triliun, dan jalur distribusi lain-lain Rp 3,5 triliun.

"Kami jadi memiliki data kinerja masing-masing jalur. Tapi, karena baru diterapkan, tidak ada angka pembanding," tutur Stephen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×