Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan dari lesunya pasar otomotif pada 2024 tampaknya menjadi salah satu penyebab pendapatan premi lini asuransi kendaraan industri asuransi umum tumbuh melambat. Bahkan, tren itu kemungkinan bisa berlanjut pada awal tahun ini.
Sebab, pada Januari 2025, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat capaian penjualan mobil nasional tercatat sebesar 61.843 unit atau turun 11,3% secara tahunan alias Year on Year (YoY).
Melihat kondisi tersebut, Ketua Umum AAUI Budi Herawan menyampaikan pihaknya akan memantau dampak pasar otomotif terhadap lini asuransi kendaraan industri hingga kuartal I-2025.
Baca Juga: AAUI Catat Pendapatan Premi Asuransi Kesehatan Meningkat 77,2% pada 2024
"Kuartal I-2025 menjadi barometer kami untuk asuransi kendaraan," ucapnya saat konferensi pers, Rabu (5/3).
Kinerja asuransi kendaraan kemungkinan akan tambah berat tahun ini, Budi mengatakan program asuransi wajib Third Party Liabillity (TPL) untuk kendaraan yang diyakini menjadi pendongkrak lini asuransi kendaraan, sepertinya juga berpotensi ditunda oleh pemerintah. Hal itu kemungkinan karena melihat kondisi ekonomi Indonesia.
Dengan demikian, dia bilang asuransi umum perlu mencari terobosan untuk tetap bertumbuh pada tahun ini.
"Industri asuransi umum memang harus lebih keras mencari terobosan, tentunya juga dengan dukungan regulator," ungkapnya.
Budi juga mengatakan sebenarnya penyelenggaraan pameran kendaraan bermotor awal tahun ini juga dirasa belum memberikan dampak signifikan terhadap lini asuransi kendaraan. Dia bilang datangnya merek kendaraan listrik dari China pun tak serta-merta membuat lini asuransi kendaraan terdongkrak.
Pasalnya, AAUI belum melihat segmen tersebut menjadi satu barometer baru yang bisa menjadi primadona dalam menyokong pertumbuhan premi kendaraan di industri asuransi umum.
Baca Juga: AAUI: Pendapatan Premi 7 Lini Bisnis di Asuransi Umum Terkontraksi pada 2024
Sebagai informasi, data AAUI mencatat pendapatan premi lini kendaraan bermotor pada 2023 mencapai Rp 19,49 triliun. Nilai itu naik 7,4%, jika dibandingkan 2022 yang sebesar Rp 18,14 triliun.
Pertumbuhan lini tersebut terbilang melambat pada 2024. Adapun lini asuransi kendaraan bermotor mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp 20,14 triliun pada 2024. Nilai itu hanya meningkat 3,3% saja, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 19,49 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News