Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyatakan pendapatan premi tujuh lini bisnis asuransi di industri asuransi umum tercatat terkontraksi pada 2024.
Wakil Ketua AAUI untuk Bidang Statistik dan Riset AAUI Trinita Situmeang mengatakan tujuh lini tersebut, yakni asuransi penerbangan, asuransi satelit, asuransi rekayasa, asuransi energy on shore, asuransi kecelakaan diri, asuransi kredit, dan suretyship.
Secara rinci, Trinita menerangkan asuransi satelit terkontraksi sebesar 57,9% secara tahunan alias Year on Year (YoY) menjadi Rp 143 miliar pada 2024.
Baca Juga: AAUI Catat Pendapatan Premi Industri Asuransi Umum Rp 112,86 Triliun pada 2024
"Selanjutnya, lini asuransi rekayasa mengalami kontraksi sebesar 18,2% menjadi Rp 4,27 triliun pada 2024," ucapnya dalam konferensi pers AAUI di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (5/3).
Trinita menerangkan lini bisnis asuransi penerbangan terkontraksi 2% menjadi Rp 1,38 triliun, kemudian asuransi energy on shore juga mencatat kontraksi 10,6% menjadi Rp 257 miliar.
Lebih lanjut, Trinita menyampaikan asuransi kecelakaan diri mengalami kontraksi sebesar 5,7% menjadi Rp 2,58 triliun.
Selain itu, asuransi kredit juga terkontraksi sebesar 3,4% menjadi Rp 21,66 triliun. Selanjutnya, ada asuransi suretyship yang mengalami kontraksi 5,8% menjadi Rp 1,69 triliun pada 2024.
Sementara itu, Trinita mengungkapkan terdapat 8 lini bisnis lainnya mengalami pertumbuhan yang bagus pada 2024. Meski ada 7 lini bisnis yang terkontraksi, tetapi secara total industri asuransi umum masih mencatatkan pertumbuhan yang positif terkait pendapatan premi pada 2024.
Baca Juga: AAUI: OJK Tanggapi Positif Usulan Penyesuaian Premi Asuransi Kendaraan dan Properti
Adapun pendapatan premi industri asuransi umum pada 2024 sebesar Rp 112,86 triliun. Nilai itu tumbuh 8,7%, jika dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 103,87 triliun.
Trinita menerangkan pendapatan premi industri asuransi umum ditopang oleh lini bisnis asuransi properti, kredit, dan kendaraan.
Secara rinci, asuransi properti atau harta benda masih menjadi urutan pertama penyumbang premi terbesar industri asuransi umum pada 2024. Lini asuransi properti mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp 30,36 triliun. Nilai itu tumbuh 14,7%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Selanjutnya: Ini Cara Lain AS untuk Mekanan Ukraina Terkait Kesepakatan Damai Rusia
Menarik Dibaca: Pemula Wajib Tahu Tips Olahraga Aman di Gym Ini, Sebaiknya Pakai Trainer
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News