Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Proses penerbitan saham baru alias rights issue PT Asuransi Harta Aman Pratama (AHAP) Tbk. mulai jalan. Periode perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) AHAP sudah berakhir Selasa (9/12) lalu. Rasionya, pemilik 31 saham lama berhak mendapatkan 19 HMETD.
Dalam rights issue sebanyak 190 juta saham baru tersebut, PT Asuransi Central Asia (ACA) yang merupakan pemegang saham mayoritas AHAP bertindak sebagai pembeli siaga.
Komisaris Utama AHAP yang juga Presiden Direktur ACA Teddy Hailamsyah mengatakan, dalam periode perdagangan HMETD ternyata tidak banyak pemegang saham lama yang melakukan eksekusi haknya. "Jadi ACA tampaknya harus memborong saham AHAP yang dijual. Setelah rights issue ini, kemungkinan kepemilikan kami akan naik hingga 70%," tuturnya kemarin (10/12).
Berdasarkan laporan keuangan AHAP per akhir September 2008, pemegang saham mayoritas AHAP adalah ACA dengan kepemilikan 51%. Pemegang saham lain adalah Kuan Hay Lin 8,3%, Tan Kin Lian 7,74%, Tan Kah Ho sebanyak 5,68%, dan publik sebanyak 27,29%.
Dari hasil rights issue ini, AHAP berharap bisa mendapat dana segar sebesar Rp 15 miliar. AHAP akan menggunakan dana hasil Penerbitan saham baru ini untuk menambah modal.
Sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 39/2008 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian, perusahaan asuransi wajib memiliki modal minimum Rp 100 miliar di tahun 2010. Sedangkan tahun ini, perusahaan asuransi wajib memiliki modal minimum Rp 40 miliar.
Hingga akhir September 2008, modal disetor AHAP sebesar Rp 15,5 miliar. Jika ditambah akumulasi laba, total ekuitas AHAP menjadi Rp 30 miliar.
Rencananya, dana hasil right issue yang akan dipakai untuk menambah ekuitas hanya sebesar Rp 11 miliar. Sisa dana righs issue yang Rp 4 miliar akan digunakan untuk dana jaminan.
Untuk memenuhi ketentuan modal minimum tahun depan dan tahun 2010, Teddy bilang, ACA tetap berkomitmen untuk menyuntikkan modal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
