Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biaya transfer antar bank bakal turun dengan diimplementasikannya BI Fast Payment pada minggu ke dua Desember 2021. Ini merupakan infrastruktur sistem pembayaran ritel yang dapat memfasilitasi pembayaran ritel secara real time dan 24/7.
Dengan penerapan BI Fast ini maka tarif transfer antar bank bisa lebih murah yakni menjadi Rp 2.500. Bank Indonesia (BI) telah menetapkan 22 bank calon peserta BI Fast pada Desember mendatang.
Salah satunya adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk. Namun, bank ini hingga sekarang belum menentukan biaya transfer BI Fast yang akan dikenakan kepada nasabah. "Kami masih sedang melakukan kajian. Namun, kami akan mengikuti arahan BI dalam menentukan biaya maksimum yang dapat dikenakan kepada nasabah," ungkap Direktur Operations & Information Technology CIMB Niaga Tjioe Mei Tjuen pada KONTAN, Jumat (29/10).
Mei menambahkan, pada tahap pertama implementasi BI Fast pada Desember mendatang, CIMB Niaga akan terkoneksi langsung dengan BI tanpa melalui perusahaan switching. Sehingga biaya yang dikenakan ke bank hanya merupakan biaya dari BI.
Baca Juga: BCA catat pertumbuhan kredit korporasi sebesar 7,1% hingga September 2021
Penerapan BI Fast Payment tentu akan berdampak pada pendapatan berbasis fee dari transfer antar bank. Pasalnya, biaya tranfer online antara bank saat ini dikenakan Rp 6.500. Hanya saja, CIMB Niaga masih dalam kajian untuk menghitung seberapa besar dampaknya.
Bank Mandiri juga menjadi salah satu calon peserta dalam implementasi tahap pertama. SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan, implementasi pembayaran BI Fast akan melengkapi fitur layanan transfer Bank Mandiri.
Terkait pelaksanaan dan ketentuan layanan transfer BI Fast termasuk penetapan biaya, Bank Mandiri akan mematuhi ketetapan BI. Sedangkan biaya untuk jenis layanan transfer yang sudah tersedia di bank saat ini seperti SKN, RTGS dan transfer online tidak mengalami perubahan.
Thomas menambahkan, penetapan biaya transfer antara bank dengan menggunakan BI Fast tidak memerlukan perubahan kerjasama dengan perusahaan switching karena biaya layanan transfer lainnya seperti transfer online tidak mengalami perubahan.
Baca Juga: Hari ini, BI kembali buka layanan uang rupiah di kanwil Sumbar, Kaltara, dan Kalsel
Adapun PT Bank Central Asia Tbk (BCA) terus melakukan persiapan dalam mendukung inisiatif BI Fast. Santoso Liem Direktur BCA mengatakan, persiapan yang dilakukan sudah mendekati tahapan final.
Bagi BCA, BI Fast merupakan inisiatif yang akan membuat sistem pembayaran Indonesia semakin maju, modern dan up to date sesuai dengan perkembangan jaman.
"Dimulai dengan layanan transfer antar Bank secara online, BI Fast tersedia secara 7x24 jam. Kehadirannya tentu dengan harga yang terjangkau dan lebih murah dari transfer LLG," kata Santoso.
Sebagai informasi, saat pandemi, transaksi perbankan melalui kanal digital meningkat pesat. Transaksi Internet banking BCA tumbuh 29% YoY menjadi 1,09 miliar transaksi di kuartal III-2021. Transaksi mobile banking BCA melonjak 55% YoY dari menjadi 2,64 miliar di kuartal III-2021.
Tercatat porsi transaksi digital banking yang mencakup mobile dan internet banking BCA sebesar 88% per kuartal III-2021. Porsi transaksi di kantor cabang tercatat sebesar 0,5%.
Ke depannya, BCA akan terus memperkuat ekosistem finansial, penyempurnaan dan modernisasi dari infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki dalam mendukung keandalan dan keamanan berbagai layanan perbankan transaksi digital sehingga diharapkan dapat meningkatkan volume transaksi digital perbankan dan dapat mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan.
Selanjutnya: BCA Syariah catatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 7,2% hingga kuartal III
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News