Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk atau BCA melihat geliat pertumbuhan kredit korporasi hingga kuartal ketiga 2021. Tecermin dari total penyaluran pinjaman ke segmen ini senilai Rp 269,89 triliun hingga kuartal ketiga 2021. Nilai itu tumbuh 7,1% yoy dari posisi yang sama tahun lalu sebanyak Rp 251,99 triliun.
“Saya lihat, kredit korporasi lebih cepat membaik dibandingkan kredit komersil dan UMKM dari segi permintaan kreditnya. Kenaikan plafon jauh lebih cepat, kita optimis ke depan terutama 2022, pasti akan lebih baik,” ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja pada pekan lalu.
Direktur BCA Rudy Susanto menyatakan pertumbuhan kredit korporasi terutama di sektor telekomunikasi. Sebab, pada 2021 ini terdapat transaksi merger dan akuisisi di industri ini. "Lalu di sektor CPO dan pulp and paper, karena kenaikan harga di sektor ini meningkatkan kebutuhan pembiayaan modal kerja dan investasi yang lebih besar," paparnya.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencermati secara total kredit perbankan tumbuh 2,21% year on year (yoy) hingga September 2021. Sedangkan secara year to date (ytd) 3,12%.
Baca Juga: Hari ini, BI kembali buka layanan uang rupiah di kanwil Sumbar, Kaltara, dan Kalsel
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso bilang pertumbuhan itu tidak hanya didukung oleh segmen UMKM. Namun beberapa kredit korporasi pun sudah mengalir. Ini menjadi indikator perbaikan sektor korporasi.
“Setelah aktivitas ekonomi dan UMKM-nya tumbuh, ini pasti dampak ikutannya, mata rantainya itu korporasi akan bangkit. Angka agregat nya, dari 200 korporasi besar, per September sudah baik. Meskipun dibandingkan Maret 2020, kredit korporasi masih minus Rp 55,54 triliun. Persentasinya minus 4,5%,” ujar Wimboh pekan lalu.
Ia mengakui, pandemi menghantam bisnis korporasi sehingga omzet turun drastis, terutama pada pariwisata, hotel, transportasi, dan restoran. Namun kondisi ini h mulai bangkit, dari 200 korporasi yang terjadi kenaikan kredit Rp 52,56 triliun atau tumbuh 4,7% YTD.
“Ini menunjukkan korporasi sudah lebih baik dibandingkan akhir tahun lalu. Ini kami yakin akan terus berkembang sehingga nantinya secara tahun akan positif. Itu adalah. Fakta bahwa, korporasi secara individu tumbuh, walau belum semua pulih,” jelasnya.
Baca Juga: BCA Syariah catatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 7,2% hingga kuartal III
Indikator kedua, kualitas kredit korporasi terus membaik. Tecermin dari non performing loan (NPL) kredit korporasi turun tipis. Bila pada Juni 2021 di level 3,24%, turun menjadi 3,22% pada September. Wimboh menjelaskan walaupun secara rasio masih turun kecil, tapi ini dampaknya besar dan lebih baik mengingat baki debit kredit korporasi yang terbilang jumbo.
“Indikator ketiga, kredit yang kita restrukturisasi, secara total mulai turun, angka terakhir Rp738,60 triliun. Tadinya puncaknya empat capai Rp 900 triliun. Ini diantaranya ada korporasi yang cukup besar, UMKM hanya Rp 276,36 triliun. Terdiri dari 3,3 juta debitur. Dan non UMKM, berarti korporas direstrukturisasi hanya Rp 462,33 triliun dari 1,27 juta debitur,” pungkasnya.
Selanjutnya: Dorong transaski digital, UUS Bank Sinarmas beri layanan inklusi keuangan masjid
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News