kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.901.000   -7.000   -0,37%
  • USD/IDR 16.255   69,00   0,43%
  • IDX 6.901   35,74   0,52%
  • KOMPAS100 1.004   4,88   0,49%
  • LQ45 768   3,99   0,52%
  • ISSI 227   1,02   0,45%
  • IDX30 396   2,65   0,67%
  • IDXHIDIV20 457   1,32   0,29%
  • IDX80 113   0,52   0,46%
  • IDXV30 114   -0,13   -0,12%
  • IDXQ30 128   0,82   0,64%

Ada Gejolak Global, Bos DBS Ungkap Strategi Investasi pada Kuartal III-2025


Senin, 07 Juli 2025 / 21:17 WIB
Ada Gejolak Global, Bos DBS Ungkap Strategi Investasi pada Kuartal III-2025
ILUSTRASI. ATM Bank DBS Indonesia di Jakarta. Memasuki kuartal lll-2025, Chief Investment Officer (CIO) Bank DBS Hou Wei Fook punya sejumlah saran investasi di tengah gejolak geopolitik dan ekonomi global 2025 yang dipengaruhi Amerika Serikat (AS).


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki kuartal lll-2025, Chief Investment Officer (CIO) PT Bank DBS Indonesia atau Bank DBS, Hou Wei Fook punya sejumlah saran investasi di tengah gejolak geopolitik dan ekonomi global 2025 yang dipengaruhi Amerika Serikat (AS).

Hou menilai ada tiga tema utama yang akan mendominasi kuartal lll-2025, yakni deeskalasi pragmatis ketegangan tarif AS, perbedaan kinerja saham dunia, dan tekanan fiskal pada sejumlah negara.

Untuk menghadapinya, Hou menyarankan investor mempertahankan preferensi terhadap obligasi dalam konteks stagflasi (stagflation). 

Baca Juga: Bank DBS Indonesia Alokasikan Pendanaan Rp 24 Miliar melalui Skema Blended Finance

“Dalam instrumen obligasi, tetap fokus pada kualitas di level A/BBB dan gunakan strategi duration barbell dengan eksposur 2-3 tahun dan 7-10 tahun peringkat investasi,” kata Hou dalam media briefing secara virtual, Senin (7/7).

Kemudian, di antara negara maju, Hou juga mempertahankan posisi pengurangan bobot kecil (slight underweight) pada saham AS karena proyeksi labanya terlalu optimistis. Namun sektor teknologi, berkat Nvidia dan AI, jadi pengecualian karena dinilai masih kuat.

DBS justru optimistis pada saham China dan Eropa karena Eropa punya stabilitas fiskal yang relatif lebih baik, sedangkan saham China punya valuasi rendah tapi potensi pertumbuhannya tinggi.

“Pertahankan keyakinan tinggi terhadap saham Amerika sektor teknologi seiring berlanjutnya tren AI. Untuk jangka tiga bulan, DBS CIO merekomendasikan untuk menambah bobot (overweight) ke pasar Eropa dan Asia (di luar Jepang) karena dorongan fiskal, imbal hasil dividen menarik, dan valuasi sudah terdiskon,” terang Hou.

Baca Juga: Bisnis Trade Finance Bank DBS Indonesia Tumbuh 12% per Mei 2025

Tak cuma obligasi dan saham, emas menurut Hou juga diuntungkan dalam skenario apa pun semasa pemerintahan Trump mendatang.

Kebijakan tarif dan potensi gebrakan kebijakan Trump lainnya akan mendorong imbal hasil obligasi lebih rendah dan mendorong investor beralih ke aset aman seperti emas.

Untuk aset privat, Hou menyarankan investor mencari peluang pada middle market buyouts dan growth private equity. 

“Seiring dengan meningkatnya dampak subsidi tarif awal dan risiko pertumbuhan, sentimen dan aliran dana diperkirakan cenderung hati-hati di seluruh sektor komoditas, pengecualian untuk emas/logam mulia,” tutup Hou.

Selanjutnya: IHSG Berpotensi Menguat Terbatas Selasa (8/7), Ini Sentimen dan Rekomendasi Sahamnya

Menarik Dibaca: KAI Layani 3,49 Juta Pelanggan Selama Libur Sekolah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×