kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada pandemi Covid-19, permodalan Bank NTB Syariah masih solid


Selasa, 07 Juli 2020 / 12:33 WIB
Ada pandemi Covid-19, permodalan Bank NTB Syariah masih solid
ILUSTRASI. Ilustrasi Syariah. KONTAN/Muradi/2018/06/05


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank NTB Syariah masih mencatatkan permodalan yang cukup kuat di tengah pandemi Covid-19. Bank Pembangunan Daerah (BPD) ini tidak terlalu terdampak oleh pandemi karena struktur pembiayaan perseroan masih didominasi oleh segmen konsumtif yang sebagi besar berasal dari debitur Apartur Sipil Negara (ASN) dan berpenghasilan tetap.

Kukuh Raharjo, Direktur Utama Bank NTB Syariah mengatakan, rasio permodalan perseroan masih tercatat solid yang ditandai dengan posisi Capital Adequacy Ratio (CAR) per akhir Juni mencapai 33,16%.

Baca Juga: Bank Daerah Mempertebal Modal di Masa Pandemi

Ia mengakui bahwa posisi CAR ini turun dari akhir 2019 yang tercatat sebesar 35,42%. Namun, menurutnya itu bukan karena dampak pandemi tetapi karena ekpansi pembiayaan yang masih tumbuh.

"Pembiayaan NTB Syariah tumbuh 4,85% sampai dengan Juni. Jadi penurunan ini lebih banyak karena dampak ekspansi pembiayaan," kata Kukuh kepada Kontan.co.id, Senin (6/7).

Menurut Kukuh, posisi CAR Bank NTB Syariah ini masih sangat kuat untuk mendukung ekspansi bisnis tahun 2020 yang difokuskan untuk mendorong segmen UMKM agar dapat tetap bertahan di tengah pandemi. Oleh karena itu, perseroan tidak ada rencana mendapatkan penambahan modal dari pemerintah provinsi dan pemerintah daerah tahun ini.

Adapun progres restrukturisasi kredit yang dilakukan perseroan hingga saat ini mencapai Rp 22 miliar dari 99 debitur. Kukuh mengatakan, restrukturisasi itu sebagian besra berasal dari sektor perdagangan eceran.

Baca Juga: Kabar rush money berhembus, simak langkah perbankan dan OJK untuk tenangkan nasabah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×