Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ketidakpastian ekonomi ini, PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) percaya diri rasio kecukupan modal masih cukup untuk mengatasi segala risiko. Selain itu, bank tidak ada ekspansi yang besar di tahun 2020 ini.
Pada kuartal I-2020, Bank Bukopin mencatat rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) pada posisi 12,59%, atau lebih rendah dibandingkan posisi pada kuartal pertama tahun lalu yakni 13,29%.
Direktur Kepatuhan Bank Bukopin Hari Wurianto mengatakan, modal sebesar 12% cukup memadai karena modal ini sudah termasuk untuk menghadapi risiko ekonomi. Dengan mengacu aturan regulator, rasio minimum modal sebesar 10%.
Baca Juga: Bukopin: Laporan BPK terkait permodalan Bukopin tak lagi revelan
Bank milik Grup Bosowa ini sudah melakukan stress test modal terhadap risiko yang datang dari pandemi Covid-19. Tes modal ini dilakukan dalam skala risiko kecil, sedang hingga paling besar.
“Dengan skenario terburuk, modal kami masih di atas aturan regulator,” kata Hari, kepada Kontan.co.id. Harus diakui modal akan tergerus sedikit, tetapi Bank Bukopin akan menjaga rasio modal minimal 12%.
Bukopin pun masih dapat sedikit bernafas lega, sebab Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuat kebijakan restrukturisasi kredit kepada debitur yang terkena efek pandemi Covid-19, sehingga modal tidak akan tergerus lebih dalam.
Selain itu, Hari bilang, bank tidak membutuhkan modal yang besar saat penyaluran kredit berada dalam tekanan. Sebelumnya, Bank Bukopin menargetkan kredit tumbuh 4,5%-5%, kemungkinan akan revisi di semester kedua nanti.
Sejauh ini, aliran kredit Bank Bukopin terbesar masih mengalir ke segmen pensiun dengan rasio ATMR yang rendah. Adapun, portofolio kredit untuk pensiunan mencapai 70% terhadap total kredit Bukopin.
Baca Juga: Walau tipis, Bukopin dan Bank BJB catat penurunan laba di kuartal I 2020
Tidak mau berpangku tangan, Hari mengatakan, Bank Bukopin akan memperkuat modal dengan jalan rights issue. “Sudah ada pemegang saham yang bersedia untuk tambah modal,” ucapnya.
Rencana rights issue ini masih dalam kajian sehingga manajemen belum dapat menyampaikan secara detail. Paling tidak, kebutuhan modal Bank Bukopin tidak terlalu besar yakni hanya di bawah Rp 1 triliun.
Alasannya perbankan tidak ekspansi besar di tahun ini, serta penyaluran kredit akan selektif yakni ke pensiunan yang potensial. “Modal yang terlalu besar juga ada cost sehingga tidak efisien juga,” terang Hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News