kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada PPKM, BRI catat RIM ada di level 79,39% pada Juli 2021


Rabu, 01 September 2021 / 15:39 WIB
Ada PPKM, BRI catat RIM ada di level 79,39% pada Juli 2021
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di Bank Rakyat Indonesia (BRI). KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fungsi intermediasi perbankan sedikit melandai di Juli 2021 seiring dengan adanya penerapan PPKM. Bila pada Juni 2021, kredit perbankan tumbuh 0,59% year on year (yoy) menjadi Rp 5.582 triliun, di Juli 2020 hanya naik 0,5% yoy menjadi Rp 5.563,7 triliun. 

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat rasio intermediasi makroprudensial (RIM) di level 79,39% pada Juli 2021. 

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengaku RIM tersebut melandai sejak kuartal II, seiring dengan adanya geleombang kedua pandemi serta pemberlakuan PPKM. 

“Namun BRI optimistis dapat membalikkan kondisi agar penyaluran kredit kembali meningkat, strateginya ada dua. Pertama, membangun ketahanan terhadap kesehatan. Salah satu upaya konkret BRI adalah membantu program vaksinasi pemerintah,” ujar Aestika kepada Kontan.co.id pekan lalu.

Ia menambahkan, BRI telah melakukan program vaksinasi gotong royong untuk karyawan dan keluarga pekerja. Selain itu BRI ikut membantu program vaksinasi di daerah terluar, terpencil dan terjauh bahkan dengan memanfaatkan Teras Kapal BRI. Dengan gencarnya program vaksinasi tentu BRI berharap segera tercipta herd immunity.

Baca Juga: Tingkat efisiensi perbankan masih meningkat

“Kedua, BRI terus memacu pertumbuhan kredit secara selektif. Tantangan dalam menghadapi krisis akibat pandemi di dunia perbankan adalah menumbuhkan kredit. Mengingat permintaan kredit yang masih terbatas, dikarenakan daya beli masyarakat dan konsumsi rumah tangga yang belum sepenuhnya pulih,” tambahnya. 

Ia menyebut BRI telah memetakan sektor-sektor strategis terkait UMKM yang bisa memutar laju ekonomi setelah menyerap kredit. sektor-sektor tersebut adalah manufaktur, pertanian, kehutanan, perikanan, dan yang paling dominan adalah akomodasi serta makanan juga minuman. Sektor-sektor tersebut itu memiliki kontribusi yang besar terhadap PDB. serta penyerapan tenaga kerja.

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso membenarkan pengetatan mobilitas karena PPKM menghalangi pertumbuhan kredit perbankan. Ia melihat kelompok bank yang memberikan kredit adalah BUMN dan BPD. Sedangkan kelompok bank asing menurun, ini akan terus OJK monitor.

Padahal likuiditas di perbankan tetap tambun, terlihat dari uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh 8,9% yoy menjadi Rp 7.149,2 triliun. Sedangkan uang beredar dalam arti sempit (M1) tumbuh 14,9% yoy per Juli 2021.

Selanjutnya: Setelah rights issue, Bank BRI (BBRI) janjikan rasio payout dividen 50%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×