kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Tingkat efisiensi perbankan masih meningkat


Rabu, 01 September 2021 / 14:20 WIB
Tingkat efisiensi perbankan masih meningkat
ILUSTRASI. BNI merupakan contoh bank yang berhasil mengefisienkan kegiatan operasionalnya.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat efisiensi perbankan secara industri mengalami kenaikan sepanjang semester I 2021. Efisiensi memang merupakan jadi salah satu strategi sejumlah bank untuk bisa menjaga kinerja saat dihadapkan dengan kondisi pandemi Covid-19.

Tingkat efisiensi tersebut tercemin dari penurunan rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio BOPO bank umum konvensional per Juni 2021 tercatat sebesar 84,59% turun dari 84,94% pada periode yang sama tahun lalu.

Meksipun rasio BOPO secara industri turun, namun tidak semua bank berhasil meningkatkan efisiensi kegiatan operasionalnya selama paruh pertama tersebut. Ada juga beberapa bank yang mencatatkan kenaikan BOPO karena adanya peningkatan biaya pencadangan dan juga biaya pengembangan digitalisasi.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) merupakan contoh bank yang berhasil mengefisienkan kegiatan operasionalnya.

Rasio BOPO masing-masing turun menjadi 81,21% per Juni 2021 dari 82,81% pada periode yang sama tahun sebelumnya dan turun menjadi 69,11% dari 74,18%.

Baca Juga: Multifinance Berhasil Menekan Biaya Operasional

Sementara yang mencatatkan kenaikan di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dari 77,49% menjadi Rp 78,3%, Bank OCBC NISP dari 71,95% menjadi Rp 72,08%, dan Bank Amar dari 95,88% menjadi 98,97%.

Novita Widya Anggraini, Direktur Keuangan BNI menjelaskan penurunan rasio BOPO perseroan sejalan dengan pertumbuhan pendapatan operasional BNI. Solidnya pendapatan bisa menutupi biaya pencadangan yang cukup tinggi di periode tersebut.

"Kinerja BNI tersebut mengalami perbaikan dari 2020. Walaupun ada varian delta dan gelombang Covid-19 kedua, namun tidak berdampak besar ke bisnis kami," katanya pada Kontan.co.id, Selasa (31/8).



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×