Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank menengah kecil diproyeksi paling banyak terpengaruh oleh kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 day reverse repo rate yang kini berada di level 5,5%. Meski begitu, kenaikan suku bunga acuan ini diyakini tak langsung ditransmisikan pada kenaikan suku bunga kredit.
Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisoner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, memang ada risiko kenaikan bunga acuan.
"Namun kenaikan bunga acuan ini tak akan langsung ditransmisikan ke nasabah langsung berupa kenaikan bunga," kata Wimboh ketika ditemui di acara peresmian fintech office, Senin (20/8).
Untuk mengantisipasi risiko akibat kenaikan bunga acuan, OJK mengimbau bank untuk meningkatkan efisiensi.
Anika Faisal, Direktur Kepatuhan BTPN bilang seiring kenaikan bunga acuan memang risiko margin tertekan ada.
Untuk itu, "Kami akan meningkatkan efisiensi," kata Anika kepada kontan.co.id ketika ditemui di acara yang sama, Senin (20/8).
Catatan saja, menurut riset Yuanta Sekuritas Indonesia, bank besar diproyeksi tidak akan banyak terpengaruh risiko kenaikan bunga acuan. Hal ini karena bank besar mempunyai kemampuan pengendalian biaya dana dengan pengelolaan dana murah.
Kemampuan pengelolaan dana murah ini karena bank besar banyak mempunyai cabang lebih banyak dibandingkan dengan bank menengah kecil.
Dalam riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia juga disebut bahwa margin bank pada tahun ini akan tertekan dengan naiknya bunga acuan.
Hal ini karena sensitifitas kenaikan bunga deposito lebih tinggi dibandingkan dengan bunga kredit. Dengan kenaikan bunga acuan dan dengan pertumbuhan ekonomi yang belum terlalu kencang, Mirae memproyeksi ini bisa berefek ke pertumbuhan kredit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News