Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Sejumlah perusahaan pembiayaan gencar merilis surat utang di bulan ini sebagai sumber pendanaan. Sebelumnya, PT Astra Sedaya Finance dan PT BFI Finance Indonesia Tbk mencatatkan obligasi. Kini PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk dan PT Indomobil Finance Indonesia mulai menawarkan surat utang baru.
Dalam prospektus yang dipublikasikan, Selasa (7/3), Adira Finance akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III Adira Finance Tahap V dengan nilai Rp 2,014 triliun. Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari penerbitan obligasi berkelanjutan sejak tahun 2015 yang menargetkan meraup dana Rp 8 triliun.
Selain itu, Adira Finance akan menawarkan sukuk mudharabah berkelanjutan II Adira Finance Tahap III Tahun 2017. Nilai total emisi untuk surat utang syariah ini mencapai Rp 386 miliar. Adapun, total target penerbitan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Adira Finance senilai Rp 1 triliun.
Direktur Adira Finance I Made Dewa Susila bilang, penerbitan surat utang masih akan diandalkan sebagai salah satu sumber pendanaan. Hal ini merupakan bagian dari diversifikasi sumber pendanaan untuk menyesuaikan biaya dana dan faktor risiko.
Secara total, kebutuhan pendanaan baru Adira di tahun ini diprediksi mencapai Rp 13 triliun sampai Rp 14 triliun. "Selain dari surat utang Adira Finance juga akan mencari pinjaman perbankan baik lokal maupun luar negeri," kata Made.
Pemain lain yang akan merilis surat utang adalah PT Indomobil Fnance Indonesia. Perusahaan pembiayaan ini akan menerbitkan obligasi senilai Rp 410 miliar. Dalam prospektusnya, rencana penerbitan surat utang ini bagian dari Obligasi Berkelanjutan II Indomobil Finance dengan target dana yang ingin dihimpun sebesar Rp 3 triliun.
Dana yang didapat dari penerbitan surat utang ini bakal digunakan sebagai modal kerja untuk mendukung kinerja perusahaan. Dalam prospektus disebutkan pada tahun lalu, Indomobil Finance mencatatkan pendapatan Rp 1,65 triliun naik 17% year on year.
Kenaikan pendapatan ini ditopang oleh pendapatan pembiayaan konsumen yang meningkat 32,88% dibanding akhir 2015 menjadi Rp 900,5 miliar. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan pembiayaan baru untuk pembiayaan roda empat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News