Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 6% di bulan Oktober 2023. Kenaikan bunga BI akan mempengaruhi besaran kupon obligasi multifinance yang akan menerbitkan obligasi.
Ambil contoh, PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (ADMF) yang diketahui tengah menawarkan obligasi.
Adira Finance menawarkan Obligasi Berkelanjutan VI Adira Finance Tahap II Tahun 2023 dengan jumlah pokok obligasi sebesar Rp 1,25 triliun. Ada tiga seri obligasi yang ditawarkan ADMF, pertama Seri A dengan jumlah pokok Rp 834,39 miliar dengan 370 hari berbunga 6,15% per tahun.
Kedua, Seri B dengan jumlah pokok obligasi sekitar Rp 385,24 miliar dengan bunga yang disodorkan sebesar 6,50% dengan tenor 36 bulan.
Ketiga, Seri C dengan tenor 60 bulan dan bunga 6,55% per tahun dan jumlah pokok obligasi yang ditawarkan sekitar Rp 30,38 miliar.
Adapun masa penawaran obligasi Adira Finance dioakukan pada tanggal 2 November hingga 3 November 2023.
Baca Juga: Adira Finance (ADMF) Catat Pembiayaan Baru Rp 30,4 Triliun pada Kuartal III-2023
Direktur Keuangan Adira Finance Sylvanus Gani Mandrofa mengatakan, penentuan suku bunga obligasi Adira Finance umumnya mengacu pada rating Surat Utang Negara (SUN) sesuai dengan masing-masing tenor yang diterbitkan.
“Kupon pasti terkoreksi naik karena ada kenaikan indikator moneter yaitu bunga acuan BI yang juga naik 25 basis poin (bps). Namun kenaikan bisa saja berbeda dari tiap seri penerbitan obligasi Adira yang terdiri dari satu tahun, tiga tahun dan lima tahun,” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (25/10).
Namun, Gani bilang, naiknya suku bunga tidak seluruhnya berdampak pada pendanaan Adira Finance yang selama ini menganut diversifikasi pendanaan.
Kata dia, Adira Finance mendapat dukungan berkelanjutan dari pembiayaan bersama dengan perusahaan induknya, Bank Danamon, dan memperoleh pinjaman eksternal yang meliputi pinjaman bank dan obligasi.
“Kegiatan pendanaan baru (terkini) mungkin sedikit lebih mahal. Namun tidak semua pendanaan kami floating. Banyak juga pendanaan lama yang masih diikat dengan rate lama, sebelum kenaikan kuartal IV ini. Jadi, ada keseimbangan yang tidak serta merta (langsung) menggerus NIM atau profit kami.” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, pendanaan Adira Finance hampir 50% berasal dari induk perusahaan. Di luar itu, pendanaan ADMF dilakukan dengan menerbitkan obligasi dan sukuk serta sisanya berasal dari pinjaman perbankan.
“Penerbitan obligasi dan sukuk Adira Finance pada semester I 2023 masing-masing adalah sebesar Rp 1,7 triliun untuk obligasi dan Rp 300 miliar untuk sukuk,” kata Gani beberapa waktu lalu.
Baca Juga: DP 0% untuk Kendaraan Bermotor Selektif Dilakukan Multifinance
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News