kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

ADPI Prediksi Porsi Investasi Dapen di SRBI Akan Mencapai 15% Hingga Akhir Tahun


Senin, 11 November 2024 / 21:32 WIB
ADPI Prediksi Porsi Investasi Dapen di SRBI Akan Mencapai 15% Hingga Akhir Tahun
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) mencatat penerbitan instrumen moneter SRBI telah mencapai Rp 918,42 triliun hingga kuartal III-2024.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) menyampaikan bahwa saat ini sejumlah perusahaan Dana Pensiun (Dapen) sudah bayak yang mengalokasikan investasi ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) pada portofolio investasi mereka.

Staf Ahli ADPI Bambang Sri Mulyadi mengatakan, hal tersebut lantaran instrumen investasi ini diterbitkan Bank Indonesia (BI), sehingga bersifat aman dengan risiko rendah. Selain itu, SRBI memiliki suku bunga yang lebih tinggi dari instrumen investasi lainnya. 

“SRBI banyak diminati oleh Dapen karena merupakan instrumen jangka pendek sebagai peralihan dari Deposito berjangka, hal ini lantaran imbal hasilnya lebih tinggi dan lebih aman,” kata Bambang kepada Kontan.co.id, Senin (11/11). 

Lebih lanjut, Bambang memprediksi hingga akhir tahun ini, porsi investasi di SRBI akan berkisar sebesar 15% dari posisi saat ini 12%. Hal ini seiring dengan data Bank Indonesia (BI), yang mencatatkan transaksi investor asing atau nonresiden terhadap produk SRBI selama periode Januari - September 2024 mencatatkan pembelian bersih Rp 246,08 triliun (26,79% dari total outstanding).

Baca Juga: Investasi SRBI di Dana Pensiun Terus Tumbuh Berkat Tawaran Suku Bunga yang Kompetitif

“Dengan begitu, maka transaksi pembelian lebih banyak dibandingkan transaksi penjualan dengan selisih nilai tersebut,” kata dia. 

Bambang juga mengatakan bahwa SRBI bersifat jangka pendek, sehingga dapat menggerus portofolio deposito berjangka panjang, karena imbal hasil SRBI lebih tinggi dibanding deposito atau Surat Berharga Negara (SBN). Ditambah, SBN memiliki kupon yang lebih rendah. 

“Namun, bila ada tendensi suku bunga naik dan tingkat suku bunga Deposito berjangka meningkat, maka kemungkinan besar Dapen akan beralih lagi ke instrumen investasi deposito berjangka,” imbuhnya. 

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Jadi Kunci Menjaga Volatilitas Nilai Tukar Rupiah

Adapun Bank Indonesia (BI) mencatat penerbitan instrumen moneter SRBI telah mencapai Rp 918,42 triliun hingga kuartal III-2024. 

Sebagai informasi, SRBI merupakan salah satu instrumen moneter pro-market yang diterbitkan oleh BI yang bertujuan memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dan pencapaian sasaran inflasi.

Kebijakan itu juga dimaksudkan untuk mempercepat upaya pendalaman pasar uang dan mendukung aliran masuk modal asing ke dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×