Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pangsa pasar perbankan syariah berpotensi berubah jika dua aksi korporasi spin off Unit Usaha Syariah (UUS) berhasil direalisasikan. Dalam hal ini, ada PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) yang bakal menyapih usaha syariahnya.
Menariknya, dua bank ini sama-sama menargetkan menjadi bank syariah terbesar kedua pasca langkah spin off. Dalam hal ini, posisi bank syariah terbesar memang belum ada yang bisa menggeser PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dengan aset sebesar Rp 401 triliun per Maret 2025.
Jika mengacu pada periode Maret 2025, sejatinya UUS dari CIMB Niaga memiliki aset yang lebih besar senilai Rp 64,77 triliun. Sementara itu, aset UUS dari BTN baru mencapai sekitar Rp 61,19 triliun di periode Maret 2025.
Baca Juga: BTN Resmi Mengakuisisi Bank Victoria Syariah
Menariknya, bukan berarti BTN tak bisa mengejar ketertinggalan tersebut. Pasalnya, aset BTN Syariah masih menunjukkan pertumbuhan, di mana pada periode Desember 2024, asetnya baru sekitar Rp 60,56 triliun.
Hal berbeda justru terjadi di CIMB Niaga Syariah yang mengalami penurunan jumlah aset. Pada periode Desember 2024, aset CIMB Niaga Syariah mampu menyentuh hingga Rp 67,5 triliun yang berarti ada penurunan sekitar 4%.
Dari sisi pembiayaan, BTN Syariah juga mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan CIMB Niaga Syariah. Dalam hal ini, pertumbuhan pembiayaan BTN Syariah mampu mencapai 18,2% secara tahunan (YoY), sementara itu pembiayaan CIMB Niaga Syariah hanya sekitar 5% YoY.
Direktur Syariah CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara mengungkapkan selama ini memang posisi CIMB Niaga Syariah mudah disusul oleh bisnis syariah bank lain yang ada di bawahnya. Namun, ia mengklaim hal tersebut akan berubah ketika UUS CIMB Niaga telah melakukan spin off.
“Nanti spin off akan fokus ke segmen UMKM dan konsumer ritel,” ujar Pandji, Selasa (10/6).
Hanya saja, ia irit bicara terkait upaya apa saja yang akan dilakukan agar bisa mencapai target sebagai bank syariah terbesar kedua di tanah air pada 2030. Ia cuma bilang akan lebih banyak mengandalkan langkah-langkah organik.
“Belum ada rencana aksi korporasi non organik, tapi kalau ada kesempatan pasti akan dilihat selama strategi visi misi serupa,” ujar Pandji.
Sementara itu, Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu bilang target menjadi bank syariah terbesar kedua itu sudah merupakan hasil dari penyusunan rencana perusahaan yang disusun bersama Boston Consulting Group. Dalam hal ini, BTN membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun dalam mencapai target tersebut.
Baca Juga: Bank Tabungan Negara (BTN) Akan Rights Issue Rp 1 Triliun untuk Modal BTN Syariah
Segmen yang disasar oleh BTN Syariah sejatinya juga tak jauh berbeda dengan CIMB Niaga Syariah, yaitu konsumer dan ritel. Namun, BTN Syariah memang memiliki kekuatan di sektor properti dan segala turunannya.
“Ditambah fokusnya juga memperkuat digitalnya yang pada nantinya bisa lebih digital dibandingkan induknya sendiri BTN,” ujar Nixon.
Di sisi lain, rencana hadirnya kedua bank syariah juga turut memantik bank-bank syariah yang sudah ada. Dalam hal ini, kehadiran bank syariah baru bisa meningkatkan pangsa pasar bank-bank syariah lainnya.
Direktur BCA Syariah Pranata bilang kehadiran bank-bank tersebut akan mendorong peluang tumbuhnya market share bank syariah. Hal tersebut pada akhirnya juga membuat seluruh pelaku industri merasakan manfaatnya dengan semakin diterimanya produk dan layanan syariah di masyarakat.
Meski ada peluang tersebut, ada juga tantangan yang memang tak dipungkiri oleh Pranata. Salah satu yang ia soroti adalah kesiapan infrastruktur perbankan digital didukung sistem pengamanan untuk memitigasi risiko serangan siber.
“Kompetisi di antara pelaku perbankan syariah pastinya tetap ada dan ini mendorong kami untuk terus meningkatkan invoasi pada produk dan layanan,” ujarnya.
Selanjutnya: WSKT Rampungkan Penataan Kawasan Benteng Pendem Ambarawa senilai Rp 152,5 Miliar
Menarik Dibaca: 5 Tanda Hormon Tidak Seimbang pada Wanita, Salah Satunya Libido Rendah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News