kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aktivitas ekonomi menurun, kredit konsumsi perbankan terkontraksi


Selasa, 09 Februari 2021 / 16:30 WIB
Aktivitas ekonomi menurun, kredit konsumsi perbankan terkontraksi
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di salah satu bank swasta di jakarta, Senin (5/10). /pho KONTAN/Caarolus Agus Waluyo/05/10/2020.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama masa pandemi Covid-19, kredit konsumsi menjadi salah satu segmen yang paling terpukul. Merujuk data Bank Indonesia (BI) per Desember 2020 kredit konsumsi terkontraksi sebesar 0,7% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1.602,1 triliun. 

Perlambatan terbesar terjadi pada kredit kendaraan bermotor (KKB) yang merosot turun -24,4% secara tahunan menjadi Rp 107,3 triliun. Beberapa bank besar pun mengamani, kredit konsumer lebih sulit untuk tumbuh di tengah pandemi. 

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya, per akhir tahun 2020 lalu mencatat realisasi kredit konsumer terkontraksi -10,8% yoy dari Rp 158,33 triliun menjadi Rp 141,17 triliun. Penurunan kredit juga terjadi di seluruh lini bisnis konsumer.

 Baca Juga: Saham Bank Net Indonesia Syariah (BANK) masuk UMA, ini penjelasan manajemen

Paling tinggi tentunya penurunan dari KKB sebesar -22,6% yoy menjadi Rp 36,86 triliun. Selain itu, saldo outstanding kartu kredit BCA juga turun -17% yoy menjadi Rp 14,15 triliun. Sementara untuk kredit pemilikan rumah (KPR) -3,7% menjadi Rp 90,15 triliun. 

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, pada awal tahun 2020 lalu sebenarnya kredit konsumer tumbuh membaik. Hanya saja, di awal kuartal II 2020 tepatnya bulan April 2020 permintaan kredit baru menurun drastis. "

Misalnya untuk KKB, pada kondisi normal permintaan kredit baru bisa Rp 2,5 triliun per bulan. Tapi di bulan April 2020 turun menjadi hanya Rp 90 miliar," ujarnya, Senin (8/2). 

Namun, saat ini permintaan kredit baru khususnya di kuartal III dan IV 2020 sudah berangsur baik. "KPR normalnya bisa Rp 2,5 triliun kredit baru, lalu turun menjadi Rp 800 miliar sampai Rp 1 triliun di awal pandemi. Tapi sekarang sudah berangsur baik," imbuhnya. Meski diakui Jahja masih jauh dari perolehan pada kondisi normal. 

Untuk lebih menggerakkan kredit, bank bersandi bursa BBCA ini juga sudah menggelar beberapa inisiatif. Seperti Virtual Expo dan optimalisasi kantor cabang, kantor wilayah hingga pihak ketiga seperti dealer dan pengembang, yang telah dijalankan perseroan di tahun 2020 lalu. 

Baca Juga: Komisi transaksi Bank BCA tahun lalu turun gara-gara pandemi

Walaupun tidak mematok pertumbuhan kredit konsumer di tahun ini, BCA optimis kinerja di 2021 akan membaik. Secara keseluruhan kredit, bank swasta terbesar ini mematok pertumbuhan kredit 4%-5% di sepanjang tahun. 

Kondisi lebih baik terjadi di PT Bank CIMB Niaga Tbk. Meski belum dapat merinci, Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan menjelaskan, secara keseluruhan kredit konsumer perseroan masih bisa tumbuh positif. 

Salah satunya tercermin dari pertumbuhan KPR CIMB Niaga yang berhasil tumbuh di kisaran 6% walau terpapar pandemi. Sedangkan KKB melalui anak perusahaan CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) tahun lalu masih bisa tumbuh 12%. 

Memasuki tahun 2021, Lani menyebut target kredit konsumer jauh lebih positif. KPR antara lain diprediksi bisa tumbuh pada kisaran 6%-8%. Sementara untuk KKB diproyeksi bisa tumbuh di atas 10%.

Hanya saja, untuk bisnis kartu kredit menurut Lani terkontraksi sekitar -8% tahun lalu. "Tahun ini, kami harapkan tumbuh lagi terutama mulai Semester II 2021," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (9/2). 

Adapun, produk yang bakal menjadi andalan perseroan yakni KPR. Strategi pendorong kredit konsumer perseroan yakni memaksimalkan cross selling hingga mempermudah proses pengajuan kredit. Sekaligus melanjutkan kerjasama dengan mitra usaha seperti pengembang, agen properti dan dealer otomotif.

"Promo tetap berjalan. Namun, tentu saja filter secara segmen kredit tetap kami terapkan," imbuhnya. 

Baca Juga: Ini rincian kinerja keuangan Bank BCA selama tahun 2020

Serupa, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) pun masih mampu mencatatkan kinerja positif pada bisnis konsumer. Dalam Presentasi Perusahaan, kredit konsumer BNI tumbuh 4,7% yoy menjadi Rp 89,87 triliun. Pertumbuhan terbesar terjadi pada payroll loan yang naik 14,1% yoy. 

Namun, beberapa produk seperti kartu kredit tercatat mengalami penurunan sebesar 9,3% yoy dari Rp 12,55 triliun menjadi Rp 11,64 triliun. Penyebabnya tentu akibat perlambatan aktivitas belanja masyarakat akibat pandemi Covid-19. 

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraeni memperkirakan perbaikan pada permintaan kredit di tahun ini, seiring dengan pemulihan ekonomi nasional. Untuk kredit konsumer, BNI masih melihat potensi pertumbuhan terutama untuk kredit berbasis rekening gaji (payroll) yang punya nasabah potensial cukup jumbo di BNI.

"Ke depan, BNI akan terus memantau perkembangan di pasar," ujarnya. 

Selanjutnya: Laba bank BCA turun 5% pada tahun lalu, ini penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×