kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Aktivitas ekonomi menurun, kredit konsumsi perbankan terkontraksi


Selasa, 09 Februari 2021 / 16:30 WIB
Aktivitas ekonomi menurun, kredit konsumsi perbankan terkontraksi
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di salah satu bank swasta di jakarta, Senin (5/10). /pho KONTAN/Caarolus Agus Waluyo/05/10/2020.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

Memasuki tahun 2021, Lani menyebut target kredit konsumer jauh lebih positif. KPR antara lain diprediksi bisa tumbuh pada kisaran 6%-8%. Sementara untuk KKB diproyeksi bisa tumbuh di atas 10%.

Hanya saja, untuk bisnis kartu kredit menurut Lani terkontraksi sekitar -8% tahun lalu. "Tahun ini, kami harapkan tumbuh lagi terutama mulai Semester II 2021," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (9/2). 

Adapun, produk yang bakal menjadi andalan perseroan yakni KPR. Strategi pendorong kredit konsumer perseroan yakni memaksimalkan cross selling hingga mempermudah proses pengajuan kredit. Sekaligus melanjutkan kerjasama dengan mitra usaha seperti pengembang, agen properti dan dealer otomotif.

"Promo tetap berjalan. Namun, tentu saja filter secara segmen kredit tetap kami terapkan," imbuhnya. 

Baca Juga: Ini rincian kinerja keuangan Bank BCA selama tahun 2020

Serupa, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) pun masih mampu mencatatkan kinerja positif pada bisnis konsumer. Dalam Presentasi Perusahaan, kredit konsumer BNI tumbuh 4,7% yoy menjadi Rp 89,87 triliun. Pertumbuhan terbesar terjadi pada payroll loan yang naik 14,1% yoy. 

Namun, beberapa produk seperti kartu kredit tercatat mengalami penurunan sebesar 9,3% yoy dari Rp 12,55 triliun menjadi Rp 11,64 triliun. Penyebabnya tentu akibat perlambatan aktivitas belanja masyarakat akibat pandemi Covid-19. 

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraeni memperkirakan perbaikan pada permintaan kredit di tahun ini, seiring dengan pemulihan ekonomi nasional. Untuk kredit konsumer, BNI masih melihat potensi pertumbuhan terutama untuk kredit berbasis rekening gaji (payroll) yang punya nasabah potensial cukup jumbo di BNI.

"Ke depan, BNI akan terus memantau perkembangan di pasar," ujarnya. 

Selanjutnya: Laba bank BCA turun 5% pada tahun lalu, ini penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×