Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi korporasi pengambilalihan 80% saham PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Mandiri Inhealth) oleh PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) dinilai bisa memperbesar skala bisnis anggota holding BUMN asuransi, penjaminan, dan penjaminan IFG tersebut. Kontribusi perusahaan BUMN terhadap industri asuransi jiwa pun bisa semakin kuat.
Seperti diketahui, IFG Life mengambilalih 80% saham Mandiri Inhealth, yang sebelumnya dimiliki oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Kimia Farma Tbk, dan Indonesia Financial Group (IFG). Selanjutnya Mandiri Inhealth akan resmi bergabung dalam ekosistem holding IFG melalui IFG Life sebagai pemegang saham pengendali. Setelah akuisisi, Bank Mandiri mencatatkan porsi kepemilikan 20% saham di Mandiri Inhealth.
Pengamat Asuransi dan Dosen Program MM-Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM Kapler Marpaung menilai bahwa terdapat peluang IFG Life untuk tumbuh lebih besar setelah mengakuisisi Mandiri Inhealth.
Baca Juga: Simak Strategi IFG Life pasca Akuisisi Mandiri Inhealth
Selain aset Mandiri Inhealth yang cukup besar, perusahaan itu pun memiliki portofolio proteksi kesehatan yang kuat, sehingga melengkapi cakupan bisnis IFG Life.
“Setelah mengakuisisi Mandiri Inhealth, IFG Life memang tidak langsung menjadi yang terbesar di sektor asuransi jiwa Tanah Air, akan tetapi ke depannya bisa terus lebih besar,” ujar Kapler Marpaung dalam keterangan resminya, Kamis (4/7).
Kapler melihat bahwa akuisisi perusahaan yang sehat dan baik pertumbuhannya, karena proses akuisisi ini bukan hal yang mudah.
Menurut Kapler, terdapat peranan Bank Mandiri maupun pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sehingga proses pengambilalihan saham Mandiri Inhealth bisa berjalan baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News