Reporter: Andri Indradie |
JAKARTA. Al Baraka masih meminati PT Bank Kesawan Tbk. Lembaga keuangan yang bermarkas di Bahrain itu melontarkan kembali rencana mengakuisisi Bank Kesawan.
Al Baraka sudah menyatakan minat membeli Bank Kesawan sejak pertengahan 2008 lalu. Pengelola Al Baraka mengaku sudah bertemu dan menyampaikan proposal pembelian. Upaya itu kemudian buyar ketika krisis keuangan dunia datang, akhir 2008 lalu.
Saat kondisi ekonomi berangsur normal, Al Baraka kembali melontarkan rencana pembelian Bank Kesawan. Kantor berita Reuters memberitakan, Chief Executive Officer (CEO) Al Baraka Adnan Yousif mengatakan, Al Baraka sudah menyiapkan dana hingga US$ 30 juta - US$ 50 juta untuk merealisasikan rencana tersebut.
Yousif menyatakan, Al Baraka sudah membuat daftar bank di Indonesia yang menjadi target akuisisi. Semuanya memiliki kategori yang sama, yakni bank beraset menengah ke bawah. Dalam daftar target pembelian Al Baraka, Bank Kesawan menempati peringkat teratas.
Membeli Bank Kesawan merupakan bagian dari rencana ekspansi Al Baraka mengembangkan bisnis perbankan syariah di Indonesia. Jika pembelian terlaksana, Al Baraka akan mengonversi Bank Kesawan menjadi bank umum syariah (BUS). "Kami memiliki kantor perwakilan di sana (Indonesia) dan salah satu tanggung jawab kami adalah menemukan target (akuisisi)," ujar Yousif, seperti dikutip Reuters, Selasa (3/11)
Investor strategis
Presiden Direktur Bank Kesawan Dinno Indiano tidak menampik ada calon investor yang berniat membeli Bank Kesawan. "Tapi peminatnya tidak satu. Al Baraka hanyalah salah satu penawar," kata Dinno, Selasa (3/11). Calon investor lainnya datang dari Korea Selatan, Malaysia, dan dari dalam negeri.
Dinno menerangkan, Al Baraka memang sempat menyampaikan ketertarikan secara informal pada 2008. Tepatnya sebelum krisis finansial global memuncak pada November tahun lalu. Setelah krisis hingga hari ini, Al Baraka belum pernah menemui lagi manajemen Bank Kesawan. "Al Baraka memilih hold on," kata Dinno.
Saat itu, Bank Kesawan sedang mencari mitra strategis. Alasannya, dengan menggandeng investor baru, modal Bank Kesawan bakal terangkat dan mampu memenuhi ketentuan modal minimum yang akan berlaku di akhir 2010, yaitu Rp 100 miliar.
Kondisi Bank Kesawan saat ini, kata Dinno, sudah berbeda. Mereka sudah menyelesaikan masalah penambahan modal dengan menerbitkan saham baru alias right issue bulan Juli lalu. Sebelum rights issue, rasio kecukupan modal (CAR) Bank Kesawan masih 10%. "Sekarang sudah naik menjadi 14,5%," imbuhnya.
Menyikapi rencana Al Baraka, Dinno menegaskan Bank Kesawan tidak akan melakukan aksi korporasi apa pun hingga akhir tahun ini. Right issue merupakan aksi korporasi terakhir mereka di 2009. "Saat ini kami belum membuat daftar calon investor. Kalaupun kami lakukan, nanti tahun depan," katanya.
Akhir kuartal III, Bank Kesawan mencetak laba sebelum pajak senilai Rp 4,3 miliar. Per akhir September 2009, total aset bank Rp 2,2 triliun, dengan nilai kredit Rp 1,3 triliun. Sedangkan posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) di tanggal yang sama, Rp 2,1 triliun.
Sebanyak 40% dari total kredit Bank Kesawan, atau Rp 520 miliar, mengucur ke sektor konsumsi dan ritel. Sementara 60% dari total kredit, atau Rp 780 miliar, tersalur ke sektor komersial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News