kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.620   -10,00   -0,06%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Ambil Alih Aset dan Liabilitas Allo Bank (BBHI), Begini Penjelasan Bank Mega


Rabu, 20 April 2022 / 11:55 WIB
Ambil Alih Aset dan Liabilitas Allo Bank (BBHI), Begini Penjelasan Bank Mega
ILUSTRASI. Allo Bank Indonesia


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Misteri pengalihan aset senilai Rp 958,62 miliar dan liabilitas sebesar Rp 921,38 miliar milik PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) kepada PT Bank Mega Tbk (MEGA) akhirnya terungkap. 

Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib menyatakan aksi ini lantaran Allo Bank yang akan lebih fokus pada kegiatan layanan bank digital kepada nasabah, maka BBHI harus mengalihkan aset dan liabilitas tertentunya kepada pihak lain. 

Ia mengakui, Bank Mega juga berminat untuk mengambil alih aset dan liabilitas tertentu yang dimiliki oleh BBHI sehingga meningkatkan aktiva produktif, jumlah nasabah dan jaringan kantor cabangnya. Terlebih Bank Mega dan BBHI merupakan entitas terafiliasi karena dikendalikan secara langsung oleh PT Mega Corpora. 

“Pertimbangan perseroan dalam menyepakati rencana Pengalihan Aset dan Liabilitas tertentu BBHI karena salah satu strategi pengembangan usaha perseroan adalah melalui sinergi dengan perusahaan yang berada di bawah naungan PT CT Corpora,” tulisnya dalam pengumuman di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (20/4). 

Baca Juga: BSI Siapkan Uang Tunai Rp 11,09 Triliun Guna Penuhi Kebutuhan Jelang Lebaran

Lanjutnya, sebagai bank konvensional, strategi Bank Mega untuk pengembangan usahanya dengan memiliki jaringan kantor yang luas dan berada di lokasi yang strategis, pertumbuhan Total Kredit dan Dana Pihak Ketiga. Pada saat yang bersamaan BBHI bermaksud mengalihkan aset dan liabilitas tertentunya kepada pihak lain sejalan dengan model bisnis yang akan fokus pada perbankan digital.

Ia mengklaim Bank Mega memiliki kemampuan finansial yang baik untuk melakukan rencana Pengalihan Aset dan Liabilitas tertentu BBHI tersebut. Selain itu, Bank Mega dan BBHI juga merupakan 1 Kelompok Usaha Bank (KUB), sehingga risikonya sudah terukur. 

Kendati demikian, transaksi pengambilalihan ini tak berdampak signifikan bagi Bank Mega. Jumlah aset Bank Mega akan bertambah sebesar Rp 921,38 miliar juta. Rinciannya, penambahan kredit sebesar Rp 720,41 miliar, AYDA sebesar Rp 199,77 miliar. 

Lalu aset tetap dan inventaris sebesar Rp 33,14 miliar dan aset lainnya sebesar Rp 5,30 miliar serta pengurangan penempatan pada Bank Indonesia sebesar Rp 37,24 miliar. Selain itu simpanan nasabah akan bertambah sebesar Rp 921,38 miliar. 

“Transaksi pengalihan aset dan liabilitas BBHI tidak berdampak signifikan terhadap kegiatan operasional maupun kinerja keuangan perseroan,” tuturnya. 

Baca Juga: Transaksi Digital Meningkat, OCBC NISP Gratiskan Biaya Transfer Pada Maret-Mei 2022

Lantaran, Bank Mega telah melakukan proyeksi kinerja keuangan 2022 sebelum dan sesudah adanya transaksi ini. Total aset naik dari Rp 139,60 triliun menjadi Rp 140,53 triliun. Simpanan nasabah naik dari Rp 105,17 triliun menjadi Rp 106,09 triliun. Laba bersih naik dari perkiraan semula Rp 4,29 triliun menjadi Rp 4,30 triliun. 

Guna menyukseskan aksi pengalihan aset dan liabilitas ini, Bank Mega akan menggunakan dana yang bersumber dari penempatan pada Bank Indonesia yaitu sebesar Rp 37,24 miliar. Aksi ini akan dilakukan paling telat pada 30 Juni 2022, setelah mendapatkan persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS) yang digelar pada 19 Mei 2022.  

“Rencana pengalihan aset dan liabilitas BBHI sudah tertuang dalam Rencana Bisnis Perseroan Tahun 2022-2024 dan telah disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×