kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Analis Pilarmas Investindo Sebut Bisnis Emiten Bank Syariah Masih Prospektif


Senin, 21 Februari 2022 / 15:12 WIB
Analis Pilarmas Investindo Sebut Bisnis Emiten Bank Syariah Masih Prospektif


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelompok bank syariah mampu mencatatkan kinerja yang optimal di sepanjang tahun lalu. Maximilianus Nico Demus, Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo masih mengandalkan emiten bank syariah ini. 

“Prospek bank syariah di Indonesia masih sangat baik. Ini sesuatu yang kita harus belajar banyak dari Malaysia. Terlebih, Kementerian BUMN sendiri sudah susah menggabungkan tiga bank syariah. Artinya Menteri BUMN Erick Thohir melihat suatu peluang di sini,” papar Nico kepada Kontan.co.id pada Senin (21/2). 

Kendati memiliki prospek, Nico mengakui untuk melakukan penetrasi pasar berbasis syariah tidak mudah. Sehingga diperlukan dibutuhkan penguatan modal, infrastruktur, dan mengembangkan teknologi informasi. 

“Potensi bank syariah jauh lebih besar dari konvensional, selama bank bisa menyesuaikan kebutuhan pasar maka potensinya akan selalu tersedia. Bank syariah harus mengembangkan produk perbankan berdasarkan enam akad syariah,” jelasnya. 

Baca Juga: Tumbuh 108,8%, CIMB Niaga Catat Laba Bersih Konsolidasi Rp 4,1 Triliun Pada 2021

Terkait saham, Pilarmas Investindo masih senang dengan BTPN Syariah (BTPS.) Lantaran sudah memulai bisnis syariah sudah lama. Terlebih, pada 2021 lalu, BTPS mampu mencatatkan laba hingga 72% year on year (yoy) seiring upaya memperkuat digitalisasi. 

“BRIS dulu suka waktu awal-awal merger. Untuk jangka panjang prospek Bank Syariah Indonesia (BRIS) masih sangat baik sebetulnya. Namun untuk jangka pendek masih dalam tahap bearish dulu,” tuturnya. 

Ia tidak banyak berbicara mengenai prospek BANK kendati Bank Aladin digadang-gadang menjadi bank digital. Sebab, dalam menjalankan bisnis, bank tidak hanya akan fokus dalam menghimpun dana tapi juga menyalurkan kredit atau pembiayaan. 

“Apa yang membuat ARTO (Bank Jago) berbeda dengan BANK? Ada pada ekosistem dan database GoJek yang begitu besar. Bagi bank yang baru mulai, bukan dilihat dari keuntungan, tapi prospek di masa datang,” jelasnya.

Kendati demikian, ia menyadari mengetahui fundamental tetap jadi perhatian. Namun yang paling penting adalah bagaimana strategi dan rencana bisnis bank demi mendapatkan keuntungan dan bertumbuh di masa datang. 

Baca Juga: BTN Siapkan Skema Sewa Rumah Sebelum Membeli, Apa Itu?

Asal tahu saja, BSI optimistis bisnis di 2022 akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyatakan keyakinan ini seiring proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional dari berbagai pihak dalam rentang 4,6% hingga 5,2%.

“DPK (Dana Pihak Ketiga) diperkirakan akan mencapai antara 8%, pembiayaan syariah lebih dari 7% sampai dengan 7,5% di sepanjang 2022,” ujar Hery beberapa waktu lalu. 

BSI akan menyasar sektor prioritas seperti sektor infrastruktur, energi, hingga ekosistem kesehatan. Bank syariah pelat merah ini juga akan membidik sektor pendidikan dan telekomunikasi, informatika, serta komunikasi. 

Seiring menjaga pertumbuhan DPK dan pembiayaan, BSI juga akan terus meningkatkan efisiensi. Termasuk dari biaya dana yang akan ditingkatkan seiring mendorong pertumbuhan dana murah. Juga mengoptimalkan pendapatan berbasis komisi di sepanjang 2022.



Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×